Blogger news

Pages

Kamis, 28 Juni 2012

Next Novel

Ada proyek baru! Proyek ini memang bukan proyek besar sekelas Lomba Novel Republika yang dihelat tahun lalu. Hadiah utamanya pun mentok di angka 5 juta rupiah. Munafik rasanya kalau aku bilang tak tertarik dengan hadiahnya. Namun, seorang penulis yang hanya menyandarkan karyanya dengan imbalan uang alias money oriented adalah golongan penulis yang ecek-ecek. Sama halnya dengan penyanyi atau entertainer yang hanya mencari uang dengan mengorbankan aspek estetika, moral, sopan santun maupun nilai-nilai penting lainnya. Tentu saja tak serendah itu niatku, hanya mencari uang. Meski tak dinafikan kalau uang itu adalah penyemangat. Toh, apa ada yang salah dengan kata penyemangat? Apa ada yang salah jika ada yang berkata, “Aku semangat sekolah karena keluargakulah semangatku”. Tujuan utamanya tetap sekolah, keluarga hanya mendorong. Tujuan utamaku tetap menulis, uang hanya mendorongku. Hanya orang yang ber-IQ cerdas yang hanya bisa memahami maksudku 
Apakah novel soal cinta? Ah, cinta memang ada di mana-mana. Namun aku tak ingin hanya berkiblat pada satu ide cerita yang itu-itu saja. Tentang cinta yang bertepuk sebelah tangan, cinta yang tak diungkapkan, cinta yang dikhianati maupun tema cinta yang mudah saja ditebak alur ceritanya. Aku ingin membuat cerita yang belum pernah terpikirkan sebelumnya oleh siapapun. Dipadu dengan permainan alur yang maju mundur namun dijamin tidak membingungkan. Mengkawinkan antara dua orang yang memiliki persamaan ide dan hobi namun berbeda cara pandang serta sikap mereka saat dihadapkan dengan seorang gadis desa yang tak sembarangan: dia paham bagaimana cara memberi pelajaran kepada seorang casanova. Dan inti dari kisah ini justru terletak pada budaya. Aku rasa aman menyebut kalau novel ketigaku ini adalah novel budaya. Ya, karena aku memang memasukkan unsur budaya Yogyakarta yang sebenarnya hanya kuketahui sedikit. Itu pun aku dapatkan dari browsing di internet selama beberapa hari. (Bandingkan dengan Andrea Hirata yang memerlukan riset selama bertahun-tahun sehingga bisa menuliskan tetraloginya yang fenomenal itu). Sekali lagi, tak hanya mengangkat ide budaya yang aku suguhkan, aku kembali melakukan percampuran dengan lambang-lambang yang mendunia. Apalagi kalau bukan lambang grup sepak bola dunia. Biarpun aku bukan penggemar fanatik sepak bola, setidaknya aku tahu kalau Manchester United itu lambangnya berwarna merah dan Intermilan itu berasal dari Italia.
Dengan berbagai macam ide yang aku masukkan ke dalam novel ketigaku ini, aku berharap pembaca tak sekedar menjudge-ku sebagai penulis yang asal nulis. Aku ingin pembaca bisa mengambil ide yang aku sampaikan. Syukur-syukur ide itu bisa berguna untuk mereka nanti.
Mengenai judul, aku tak mau sesumbar di sini. Aku belum menemukan judul yang pas. Namun satu kata kunci akan aku bocorkan di tulisan blogku ini. Buketan. Ini adalah satu kata yang pasti muncul karena ini adalah keyword dari novelku. Semoga saja nanti bisa menemukan judul yang bisa membuat para juri melirik novelku. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar