Blogger news

Pages

Jumat, 02 November 2012

Tukang Parkir



Tentu kamu tahu siapakah tukang parkir itu? Tukang parkir ya tukang parkir. Pekerjaannya njagain sepeda motor kita saat kita masuk ke dalam suatu toko. Motor kita ntar ditutupin kardus atau alat penutup jok sederhana supaya jok itu tidak kepanasan saat ditumpangi kita nanti (ini kalau tukang parkir yang cerdas, kebanyakan ya ga peduli sama sekali sampai hal sesederhana ini. Tukang parkir maunya ya makan gaji buta, asal terima duit tanpa memberikan kita manfaat sama sekali. Jangankan dipasangin kardus di jok sepeda motor kita, njagain motor aja setengah hati). Nah, setelah kita bahas profesi tukang parkir itu bagaimana, sekarang aku akan bahas tentang filosofi tukang parkir. Biarpun baju dan penampilan mereka terkadang dekil, kecuali tukang parkir yang modis (sempat-sempatnya make seragam parkir yang berwarna orange itu), mereka punya filosofi hidup yang mulia, bahkan saking mulianya kita perlu menirunya.
Aku berani bertaruh, tukang parkir tak akan marah-marah saat motor/ mobil yang mereka jaga diambil sama pemiliknya. Mengapa? Sebab kendaraan-kendaraan itu bukan milik mereka. Mereka hanya dititipin. Orang yang marah-marah saat barang titipin orang lain diambil sama yang punya, dia pasti orang gila, gendeng, gemblung dan semua itu masih kakak beradik dengan istilah nggak waras.
Inget kan kalau kita lahir di dunia ini dalam keadaan telanjang bulat? Tidak bawa harta apapun, kemudian atas kemurahan hati Tuhan, Dia meminjamimu dua orang yang sangat mencintai kamu, yaitu kedua orang tuamu. Dia memberimu sahabat-sahabat karena Dia tidak ingin kamu kesepian di dunia ini. Pada suatu ketika, Dia mempertemukanmu dengan orang yang kamu kira adalah bagian dari hatinya. (Jadi inget pepatah, Tuhan memberimu dua mata untuk melihat, dua telinga untuk mendengar, namun Dia hanya memberimu satu hati. Sebab Dia telah menitipkan sebagian yang lain supaya kamu mencari dan menemukannya). Kamu kira dialah hidupmu, cerita cintamu yang tiada akhir, tulang rusukmu yang hilang dan blah blah blah. Namun skenario Tuhan berkata lain. Dia mengambil orang-orang yang kamu cintai dan sayangi.
Lalu, jika kamu masih marah-marah kepada Tuhan sebab Dia (yang kau anggap kejam) telah merusak kebahagiaanmu, telah merenggut kesenanganmu, Dia tak ingin melihat kamu bahagia dan menuduh Tuhan tidak adil terhadap hidupmu.
Kalau sudah demikian, coba kembali ke atas. Kita semua adalah tukang parkir dari harta-harta milik Tuhan. Nah, kalau kita marah-marah ketika harta titipan Tuhan diminta sama yang ‘punya’, kira-kira kita pantas ga kalau masih dibilang orang waras?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar