
Hal yang sangat kuingat ketika awal aku kuliah di Purwokerto adalah susahnya menyelesaikan tugas kampus yang mayoritas harus diketik. Pokoknya, setiap kali ada mata kuliah yang dosennya memberikan tugas (yang harus diketik), aku pasti langsung mengeluh. Pertama, tugas itu pasti menghabiskan uang jajanku. Kedua, aku harus mengerjakan tugas itu di rental komputer, rempong sekali, siang kuliah, sore ngaji, malamnya mengerjakan tugas itu. Ketiga, tak punya banyak waktu untuk main-main atau sekedar istirahat sejenak. Keempat, harus mau berepot-repot dulu berjibaku dengan buku-buku kuliah sebagai penunjang materi tugas, dan beberapa di antaranya berbahasa Inggris. Singkat kata, tugas kuliah waktu itu seperti tiket menuju neraka Jahannam. Tak seorang pun menyukainya, tak seorang pun mengharapkannya. Kalau pun mahasiswa diperbolehkan berdemo agar tugas kuliah ditiadakan selama proses pembelajaran di perguruan tinggi, barangkali aku akan berada di barisan paling depan untuk mendukung aksi tersebut dengan sepenuh hati.
Tapi, rasanya mimpi buruk tugas itu usai sudah. Tanggal 1 Juli 2012 kemarin, aku sudah punya netbook baru. Tak tanggung-tanggung, merk Asus berhasil aku bawa pulang. Mengapa harus Asus? Sebagai bahan perbandingan saja, aku tak tertarik untuk membeli merk lain karena beberapa pertimbangan. Acer adalah merk pasaran namun daya tahan baterai yang agak meragukan. Axioo, merk lokal yang dijual murah meriah di pameran laptop. Usut punya usut, merk tersebut dijual murah karena sedang ada cuci gudang. Bayangkan saja, bagaimana kualitas produk cuci gudang? Toshiba, Lenovo, merk bagus dan terkenal namun tampilannya minimalis sekali alias terlalu sederhana. HP, produk yang bahkan tak terdapat di 5 besar merk laptop favorit di Indonesia. Samsung, merk laptop yang service centre-nya belum ada di Purwokerto dan kota-kota sekitarnya. Sehingga, pilihanku jatuh pada Asus. Ada dua orang temanku yang sudah memiliki laptop merk tersebut, dan sejauh ini mereka tak mengeluhkan kinerja gadgetnya. Hal yang paling mendasari aku memilih merk Asus karena setiap produk Asus dilengkapi teknologi CoolingPad, yang membuat netbook tak cepat panas meski dipakai lama. Ditambah daya tahan baterai yang mumpuni. Sehari hanya dicharge sekali dan dapat dipakai full komputasi seharian. Kemampuannya benar-benar membuat aku geleng-geleng kepala. Heuheuheu...
Tanggal 29 Juni- 8 Juli 2012, ada Banyumas Expo di Auditorium Unsoed. Acara tahunan ini biasanya dimanfaatkan toko-toko laptop, funrniture dan ponsel-ponsel untuk mempromosikan produk mereka. Hari pertama expo dibuka, aku dan teman-temanku berencana untuk melihat-lihat produk apa saja yang ada di pameran tersebut, termasuk laptop. Tak lupa, kita juga menggondol pamflet, buku promosi, selebaran promosi produk-produk laptop secara cuma-cuma. Hari kedua, kita masih sama, tanya-tanya harga sekaligus membandingkan harga laptop di stand satu ke stand lainnya. Akhirnya pilihan kita jatuh ke stand El’s Computer. Alasannya, harga di stand yang tokonya berbasis di sebelah utara Sri Ratu Supermarket ini lebih murah dan sudah begitu masih diberi potongan harga. Namun kami belum membawa pulang barang di hari kedua. Semuanya terjadi di hari ketiga expo. Aku dan Ahal (seharusnya kita bersama Faiq, namun anak yang satu ini galau terlalu lama untuk menentukan apakah dia jadi membeli notebook atau tidak. Alhasil kita jalan dulu, bukankah lebih cepat lebih baik?) berangkat ke expo setelah ashar dengan membawa tas punggung yang mirip ransel agar tak seorangpun tahu kalau kita baru saja membeli gadget baru. Tanpa perlu tanya-tanya harga berlama-lama, kita langsung menuju ke TKP, stand El’s Computer. Aku meminta netbook Asus dengan warna merah, sedangkan Ahal memilih notebook warna putih (hanya sebagai informasi, laptop memiliki luas layar 14 inci atau lebih, notebook seluas layar 12 inci, sedangkan netbook hanya 10 inchi). Sambil meneliti produk, kita sempat ngisengin penjualnya yang kira-kira memang seumuran dengan kita. Tanpa malu-malu, kita bisa-bisanya menawar harga yang sudah dipotong berkali-kali itu. Bayangkan kurs dollar saat itu masih Rp 9600,00, namun khusus untuk pameran, dollar dihargai Rp 9200,00. Itupun masih dapat potongan Rp 50.000,00 sebagai potongan promosi. Kalau ada orang yang ‘tega’ menawar harga, rasanya orang tersebut memang keterlaluan
Senang telah memiliki gadget baru, sepulangnya dari expo, kita langsung meminta Najib, temanku yang mahir dalam urusan laptop dan komputer, untuk menginstalkan Windows. Untungnya dia bersedia mengabulkan permintaan kita. Awalnya aku minta netbookku diinstal Windows 8, namun ternyata resolusi layar netbookku tak mendukung, sehingga berakibat Live Tile di halaman utama tak berfungsi sebagaimana seharusnya. Akhirnya, cukup terima instal dengan Windows 7 yang user interfacenya sudah sangat familiar bagi kita. Meski demikian, aku sudah sangat bersyukur dengan adanya netbook baru ini. Semoga benda ini membawa kemanfaatan bagiku dan orang-orang di sekelilingku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar