Saat aku masih duduk di bangku TK,setiap pagi selalu ada penjual sate keliling yg menjajakan dagangannya di depan rumahku.saat itu pula,ia selalu memanggil namaku,seraya mengatakan,'sate-sate'.mengetahui pedagang itu datang,aku lalu merengek kepada ayahku untuk dibelikan makanan yg awalnya begitu asing bagiku.kita berdua berdiri di pintu rumah,sedangkan penjual itu duduk di depan undak2an rumah sambil meracik makanan yg kupesan.ia bertanya,bagaimana sekolahku dan kapan liburannya.aku hanya diam.ayahku lah yg menjawabnya.
Sekali lagi,ia bertanya.apakah aku suka menu pedas,aku terdiam lagi.aku sesungguhnya takut menjawabnya pada waktu itu.ayahku lah yg menggantikanku menjawab,iya.itu artinya,lontong sateku itu akan ditaburi irisan cabe rawet.'biar ga cedal lagi' kata ayahku sambil diiyakan oleh penjual sate yg berperawakan kecil itu.
Kemarin,setelah aku membeli handuk dan peralatan KKN,aku melihat penjual itu masih berada di perempatan pantok.dia memang selalu mangkal di situ.lama tak bersua dan tidak bertanya kabar,aku sengaja membeli lontong,tanpa sate.melihatku datang.ia tersenyum senang dan menyebut namaku lagi.ternyata dia masih mengingatku meski bertahun2 telah berlalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar