Blogger news

Pages

Sabtu, 10 Maret 2012

Perempatan Pantok


Kalau kita mau mendengar atau membaca apapun, maka tak ada alasan untuk buntunya sebuah ide. Ide akan terus mengalir dan tinggal bagaimana kita mengelola ide tersebut dengan baik.

Jujur aku salut dengan seorang kakek yang masih aktif menulis di Blog Purworejo. Dalam setiap tulisan di blog itu, dia bercerita banyak tentang kondisi Purworejo pada era tahun 60-70-an. Tentu saja sudah mengalami banyak perubahan jika dibandingkan dengan sekarang. Salah satu yang berkesan bagiku adalah pada tahun 70-an, Pantok, sebuah perempatan terkenal di kotaku, menjadi sentra tempat jualan durian Kaligesing yang fenomenal itu. Karena waktu itu belum ada listrik, maka para pedagang masih menggunakan obor yang ditancapkan ke tanah sebagai alat penerang yang terus menyala bahkan sampai tengah malam tersebut.

Sekarang, perempatan itu telah menjadi tempat teramai di kotaku. Dengan simbol patung W.R. Supratman yang disepuh dengan cat emas, menandakan bahwa pahlawan nasional itu diposisikan sebagai anak emas milik kabupaten ini. Beliau dilahirkan di Kaligesing, sehingga tangan kanannya "berpose" diangkat dan mengarah ke timur seolah memberi tahu siapapun kalau Kaligesing itu terletak di sebelah timur kabupaten Purworejo.

Andai aku masih hidup di era itu, barangkali semakin bisa merasakan bagaimana jaman berubah sedemikian cepat. Antara jalan yang masih berupa tanah menjadi beraspal mulus plus fasilitas listrik yang siap menerangi jikalau malam. Kini, para pedagang durian yang dahulu kala menjajakan dagangannya di tempat itu sudah berpindah ke arah utara, yaitu ke Pasar Baledono. Di sana, mereka rupanya ingin bernostalgia dengan kejayaan masa lampau. Sebab mereka menjual durian di tempat itu selama 24 jam. Tak peduli panas atau hujan, mereka selalu menyapa calon pembeli yang lewat di depan tumpukan durian mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar