Iqomat baru saja dikumandangkan.sang imam berjalan pelan menuju pengimaman,di tangannya ada sajadah coklat nan tebal yang biasa beliau pakai ketika sholat.suara takbiratul ihram terdengar keras berwibawa.aku pun mengikuti tahapan sholat pertama itu.dalam hatiku bergumam,''Mengapa jamaah masih sejumlah segini?''
Jumlah jamaah hanyalah satu baris.itu pun tak genap.kalimat lebih tepatnya: jumlah jamaah hanya seperempat baris.seorang di belakang imam,sang muadzin tetap pesantren,sampingnya lagi lurah pesantren,sampingnya penduduk desa yang sudah renta,aku,seorang teman satu kamarku dan yang berada paling ujung ialah seorang anak kos yang tinggal di kos kosan tepat depan masjid.
Selalu saja begini di setiap jamaah Subuh.masjid masih sepi.padahal adzan dan iqomat telah lama berlalu.lalu,apa kabar santri santri pesantren?
Mudah ditebak.biasanya mereka masih terlelap tidur.saking lelapnya hingga tak kunjung bangun walaupun suara bel meraung raung beberapa kali.apa yang membuat mereka tertidur terlampau pulas?
Aku tak heran lagi ketika aku menemukan berbagai alasan di balik malasnya para santri.mereka biasanya hotspotan di lantai 3 dengan menggunakan laptop mereka.sedangkan sinyal itu memang ada dari rumah makan sebelah selatan pondok yang memang menyediakan fasilitas free hotspot.selain itu,sejumlah game di hape mewah mereka,mp3-mp3 yang berjumlah ratusan juga ada di dalam ponsel mereka (dan juga ponselku),aku kambing hitamkan sebagai penyebab telatnya para santri untuk berjamaah.
Rasanya aku jadi malu menjadi santri.keberadaanku di sini telah dikalahkan oleh rajinnya anak kos itu.keistiqomahannya berjamaah dan mengaji ba'da Maghrib,jauh melampaui kebiasaan kita yang menyandang label santri.aku sungguh malu.
Semoga,mereka juga merasakan hal yang sama....
1 komentar:
OhooOho..
KEPO ^_^v
Ceritanya di pesantren Modern gtu yaa..
Posting Komentar