
Jalan-jalan sore di alun-alun Purworejo menyisakan kenangan yang indah. Kenangan itu kembali mengingatkanku kepada simbok, nenek dari pihak ibu yang telah meninggal ketika aku masih SMP.
Di alun-alun sebelah utara barat, terdapat nenek-nenek yang berjualan kacang rebus. Biasanya mereka berjumlah dua atau tiga orang, kalau kemarin sore kebetulan aku hanya melihat seorang. Nenek itu hanya duduk di atas dingklik sederhana, menggelar dagangannya dengan sebuah tenggok. Kacang rebus tersebut kemudian diletakkan di atas tenggok itu. Tak lupa satu buah sentir berbahan bakar minyak tanah diletakkan menyatu di pinggir tenggok sebagai alat penerangan.
Pernah suatu ketika saat aku sedang online di TBA, aku melihat seorang nenek pulang dengan menggendong sebuah tenggok. Waktu itu kira-kira pukul 3 pagi.
Coba bayangkan, dengan usaha yang sedemikian beratnya, berapa rupiah yang beliau-beliau ini peroleh.
Bersyukurlah dengan keadaan kita sekarang. Masih banyak orang di luar sana yang harus bekerja keras tak kenal waktu demi mengepulkan dapur mereka.
Semoga Tuhan senantiasa memberikan rejeki yang halal dan berkah kepada mereka. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar