
Sejauh aku melakukan perjalanan di kotaku tercinta, ternyata aku menemukan banyak sekali pelajaran yang bisa aku ambil ibroh-nya. Entah siang, entah malam, entah pagi, entah sore, kutemukan fenomena yang mirip dan bahkan terjadi di setiap sudut kota. Meskipun ini tidak bisa dipukul rata di seluruh kota demikian, atau hal ini mewabah di mana-mana, setidaknya ini adalah pelajaran bagi orang yang mau berpikir dan menggunakan akalnya untuk membaca ayat-ayat kauniah-Nya.
Cobalah keliling kota dengan jalan kaki. Telusurilah setiap pinggir jalan protokol maupun gang-gang kecil, akhiri perjalanan anda di masjid atau musholla. Akan lebih baik jika anda mengunjungi masjid agung. Bandingkanlah perbedaannya.
Kalau anda belum mengetahui jawabannya, akan saya ceritakan di sini. Banyak mobil dan sepeda motor memasuki area masjid agung. Si empunya nampak begitu semangat menjawab seruan adzan yang baru saja berkumandang. Sedangkan di pinggir-pinggir jalan, apalagi jalan yang gelap, terlihat tukang becak yang gusar menanti penumpang sambil menyelidiki kemungkinan nomor berapa yang keluar besok, pengangguran tidak jelas dan orang yang sibuk dengan dunianya hingga mereka menafikan adzan lima waktu. Mereka sayangnya hanya mendengar, tidak mendengarkan.
Adzan itu indah. Diam, dengarkan, dan jawablah dengan keindahan pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar