
The brick walls aren't there to keep us out, but to give us a chance to show how badly we want something. -R Pausch-
Jumat pagi, pukul 08.30, hari ketiga di Februari, aku terbangun dengan kepala masih sedikit pusing warisan kemarin. Ini memang sedikit menyebalkan bagiku, namun hari inilah aku bermimpi untuk pertama kalinya bertemu dengan nenekku setelah kepergiannya hampir 2 bulan yang lalu.
Dalam mimpi itu, nenek memintaku untuk membelikan kluek, iceng dan satu bungkus susu cokelat. Kluek adalah sejenis bumbu masak tradisional berbentuk bulat yang biasanya digunakan untuk menciptakan kuah masakan yang kental, iceng, aku tak tahu apa ini, dan nenek pun menyarankan lebih baik aku tak membelinya, serta susu cokelat, ini adalah minuman favorit nenek.
Kluek seharga Rp 300,00, kata nenek dalam mimpi itu. Iceng, tak kubeli, dan susu cokelat sekitar seribuan. Tapi nenek memberiku uang Rp 203.000,00. Bahkan terlalu banyak untuk membeli ketiga barang itu.
Akhirnya aku berangkat di pagi itu, dengan gerimis yang mulai menyapa pagi yang kurindukan itu.
Nenek, sosok yang masih kurindukan sampai kapanpun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar