Blogger news

Pages

Rabu, 16 Mei 2012

Analogi Sapu

Seiring berjalannya waktu, banyak orang yang datang dan pergi dalam catatan perjalanan kehidupan kita. Ada kalanya Tuhan menghapus seseorang dalam kehidupan kita karena suatu sebab dan mendatangkan orang baru untuk alasan dan rencana-Nya yang lebih baik. Sehingga tak ada alasan bagi kita untuk tidak berhuznudzon kepada Maha Pemberi Kehidupan. Orang-orang lama bisa saja pernah melukai kita baik disengaja maupun tidak. Mereka juga pernah sama-sama dengan kita mewarnai dunia dengan cara kita sendiri. Sedangkan orang baru biasanya menjanjikan pengalaman menjalani kehidupan yang lebih berwarna dan lebih antusias. Namun, sadarkah kita bahwasanya orang baru yang masuk ke dalam hidup kita tidak selalu seindah dari apa yang kita bayangkan? Bagaimana dengan analogi sebuah sapu? Setiap rumah pasti memiliki sapu. Entah sapu itu terbuat dari plastik, merang, glagah, lidi kelapa atau bahan dasar pembuat sapu lainnya. Meskipun bahan mentah sapu itu berbeda-beda, namun tetap saja fungsi sapu itu untuk membersihkan lantai rumah. Begitu juga dengan tampilan sapu itu. apakah ada yang lebih sederhana daripada tampilan luar sapu lidi yang hanya terbentuk dari lidi-lidi yang diikat menjadi satu dengan menggunakan tali rafia yang bahkan warnanya pun mulai usang? Atau tentang sapu glagah yang diwarnai sedemikian rupa sehingga mirip pelangi? Belum lagi di bagian tangkai sapu yang dihubungkan dengan ikatan glagahnya, dipasang jalinan rotan yang membuat harga jual sapu itu makin melambung. Dari sekian banyak jenis sapu ini, tujuan dari sapu ini tetap tak beranjak dari tugasnya yaitu menjadikan lingkungan rumah lebih bersih. Bagaimana kalau sapu rumah kita sudah usang? Kemampuannya untuk membersihkan lantai sudah tak sehebat dulu lagi waktu pertama kali kita membelinya. Wujud sapunya pun sudah tak secantik dulu. Entah ikatannya lepas sana-sini, lidi yang tak teratur lagi, warnanya mengusam atau bahkan pegangannya patah. Mengetahui ini, kita tentu saja bisa membeli sapu baru, yang lebih cantik, lebih pandai membersihkan lantai, lebih mahal bahkan lebih wah dibanding sapu-sapu kita sebelumnya. Namun, kita juga harus ingat, bahwasanya sapu yang baru boleh saja membersihkan lantai menjadi lebih bersih, akan tetapi hanya sapu yang lama yang sudah tahu dan hafal setiap sudut ruangan di rumah kita. Inilah analogi bagi kita agar kita tak boleh melupakan teman-teman lama kita, sebab mereka bisa saja jauh telah mengenal kita dibanding teman-teman yang baru. Bahkan, mereka lebih tahu siapa kita sebenarnya dibanding diri kita sendiri. Don’t ever forget your old friends when the new ones are added. The new broom may sweep clean but the old one knows all the corner.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar