Blogger news

Pages

Senin, 21 Mei 2012

Lontara Rindu

Wah, pemenang Lomba Penulisan Novel Republika 2011 sudah diterbitkan novelnya. Peraih juara 1 itu bernama Gegge Mappangewa, pria asal Bugis itu mengaku perlu waktu 9 tahun untuk bisa meraih pencapaian terakbar ini.

Novel yang ditulisnya itu berjudul Lontara Rindu, secara sekilas sih novel tersebut bercerita tentang dua anak kembar yang sedang berjuang mencari ayah kandung mereka. Dengan latar belakang budaya Bugis yang cukup kental, novel ini bahkan dinilai oleh para kritikus sastra sebagai novel yang mengabarkan kegenitan penulis dalam mendeskripsikan budayanya sendiri.

Sejak adanya tetralogi Laskar Pelangi yang eksistensinya mengguncang dunia sastra Indonesia, sepertinya novel ini mengekor karakteristik tulisan Andrea Hirata itu. Mengapa tidak? Dua duanya sama sama mengedepankan lokalitas setting dan budaya agar menciptakan kesan unik yang dimaksudkan untuk menarik pembaca menyelami latar belakang budaya khas suatu tempat yang belum diketahui sebelumnya.
Nah, rasanya mainstream novel masa kini memang sedang berlomba-lomba menonjolkan keunikan budaya lokal masing masing. Dengan segenap kepercayaan setempat, mitos, legenda, kisah kisah unik dan ganjil serta sebutan-sebutan lokal yang mengusik keingintahuan pembaca untuk lebih mendalami imajinasi penulis, bagaimana pun jua patut diapresiasi.

Sudah kurencanakan sebelumnya, kalau aku ingin membeli novel Lontara Rindu itu dengan uang bulananku. Bukankah untuk menjadi juara, kita harus belajar kepada mereka yang sudah menjadi juara?
Sebab, dalam dunia tulis menulis, tak ada istilah pembaruan ide. Ide, apapun itu bentuknya, merupakan pengulangan ide-ide sebelumnya. Tugas kita adalah memodifikasi ide-ide itu sesuai dengan karakter kita agar kita bisa menelurkan karya baru dengan kekhasan kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar