Donor Darah...

Belum hilang ingatanku saat aku pingsan setelah mendonorkan darah,sekitar 1 tahun yang lalu.bayangan itu terus menghantuiku hingga kini.awalnya,merasa sekujur badanku mendingin,kepala berkunang kunang dan pandangan kabur.aku tak sadar kalau badanku sudah dibawa ke ruangan lain dari ruang kelas I,tempat donor darah.badanku ditelentangkan di atas lantai berkarpet dengan kedua kaki diangkat,dibantu oleh tugas PMI.Sesungguhnya,aku malu.apalagi ada santri putri di situ.menunggu giliran untuk mendonorkan darah mereka.
3 bulan,6 bulan,9 bulan berikutnya,aku masih trauma dengan kejadian itu.kekhawatiranku malah makin menjadi jadi.bagaimana kalau sesuatu yang lebih parah daripada pingsan menimpaku?kematian?hahaha...jauh dari logika memang.tapi begitulah kenyataannya.sehingga,aku hanya menatap teman temanku yang lolos seleksi dan mengijinkan darah mereka diambil ratusan cc.setelah itu,mereka sedikit dimanja dengan disediakannya semangkuk mie instan,segelas susu coklat hangat dan sebutir telur.beramal di jalan ini awalnya memang sedikit menyakitkan dan mendebarkan,namun akhirnya sungguh sedap!!sebagian dari kita mencari bagian ini.barangkali lebih dari sebagian :-)
Hari ini,aku bangga dengan diriku sendiri.aku sudah berhasil mengalahkan traumaku untuk mendonorkan darahku.rasa risau itu pasti ada.terutama saat mulai pemeriksaan Hemoglobin dan memasukkan jarum yang ukurannya lebih besar.rasanya aku ingin lari sekencang kencangnya dari tempat itu dan mengurungkan niatku untuk mendonorkan darah.sekaligus mengatakan kepada mereka,penundaan ini hingga waktu yang belum ditentukan.tapi,jika aku melakukan hal itu,berarti aku telah kalah sebelum bertanding.tidak.the show must go on.aku harus melanjutkan pertunjukan ini.dan akhirnya berhasil.berhasil mendapatkan mie instan super sedap dan segelas susu.tanpa ada acara pusing dan wajah memucat seperti Edward Cullen.
Jadi,inti dari pelajaran hidupku ini ialah jangan meremehkan kemampuan dirimu.ia pasti sanggup,asalkan kau yakin ia bisa.
Merdeka!!!