
Setiap orang memiliki cara tersendiri dalam mengungkapkan rasa cintanya kepada sesuatu. Cinta seorang pria kepada wanita pujaannya bisa diungkapkan melalui berbagai macam cara. Pria yang senang dengan musik akan memainkan gitar seraya menyanyikan sebuah lagu sebagai tanda cinta kepada kekasihnya. Pria yang hobi menulis di blog (sepertiku mungkin) akan menuliskan puisi atau prosa yang dapat menggambarkan suasana hatinya yang terdalam agar diketahui oleh sang wanita. Pria yang senang berpetualang, akan mengajak kekasihnya berkeliling dunia sambil menggenggam tangannya, menciptakan suasana romantis yang mereka inginkan berdua. Masih banyak lagi cara yang dapat mendefinisikan suatu perasaan kepada orang yang dekat dengan kita. Tak ada bedanya dengan rasa bangga terhadap archipelagic nation seperti Indonesia. Kita memiliki cara yang berbeda-beda untuk menunjukkan rasa cinta itu.
Caraku mungkin memang jangan sampai ditiru. Namun, harus bagaimana lagi. Aku bangga dengan bangsaku karena Indonesia adalah bangsa yang besar dan blah blah blah (aku berani bertaruh, kalau aku menuliskan seluruh keunggulan bangsa ini di sini sebanyak mungkin, kalian akan bosan membaca tulisanku. Oleh sebab itu, aku tak akan menuliskan kembali daftar kebanggaan bangsa ini seperti yang termaktub dalam buku PPKn dan Geografi). Tapi, aku punya cara lain untuk mengatakan mengapa aku menuliskan judul tulisan ini di sini.
Aku sangat bersyukur dilahirkan dan tinggal di Indonesia. Tempat di mana pembajakan merajalela. Baik pembajakan kaset VCD/ DVD maupun pembajakan digital yang makin parah dan tak menunjukkan gelagat akan menuju perbaikan. Sebelumnya, aku hanya ingin jujur. Jujur meski pahit terkadang lebih baik dibanding manisnya ungkapan yang dibungkus dengan kebohongan sekaligus kemunafikan. Aku adalah penikmat hasil pembajakan digital, terutama lagu, video, film maupun file-file pdf. Semuanya bisa aku dapatkan dengan cara mengunduhnya secara cuma-cuma melalui internet. Sedangkan sinyal internet yang kuakses di tempatku, merupakan sinyal sebuah restoran yang kepalang menerjang batas sampai pondok pesantrenku. Sekilas, ini terdengar “bukan warga negara yang baik”, ya? Tapi ingatkah kamu dengan ungkapan di atas? “AKU BUKANLAH ORANG YANG MUNAFIK”. Pernahkah kamu mengira-ira kalau orang yang koar-koar menuntut pembersihan pembajakan bisa jadi lagu-lagu di ponselnya hasil mengunduh secara ilegal melalui internet. Who knows? Makanya, melalui blog ini aku tak mau bohong, apalagi bohong kepada diriku sendiri. Mustahil untuk dilakukan.
Indonesia adalah surganya pembajakan. Apapun bisa dibajak di sini. Mulai dari file hiburan, file pendidikan, file informasi dan sebagainya, semuanya disediakan berlimpah di negara ini. Bagiku, surga dunia adalah menghadap di layar laptop sambil mengakses jutaan informasi seraya mendownload file-file yang kurasa penting. Tak hanya membuka halaman Facebook, aku juga membuka perkembangan berita New7Wonders sambil mengunduh album terbaru Rihanna, Talk That Talk yang sudah bocor di internet jauh-jauh hari sebelum tanggal resmi perilisan. Aku menulis di blog dengan mengutak atik template design-nya seraya mendapatkan videoklip-nya Katy Perry yang The One Who Got The Way. Kabar baiknya, semua kudapatkan secara cuma-Cuma. Inilah salah satu hal yang membuatku bangga mengapa aku harus bangga berada di negara yang memiliki tingkat korupsi di dunia ini. Apakah idealisme kamu memberontak? “Bangga kok sama pembajakan?”. Sekarang aku bertanya kepadamu, “Apakah kamu benar-benar ‘suci’ dengan yang namanya pembajakan? Tidak pernah melakukan aksi pembajakan melalui internet atau melalui media lainnya? Hatimu berkata ya tapi mulutmu berkata tidak? Aku hanya ingin berkomentar satu kata saja: MUNAFIK”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar