Blogger news

Pages

Senin, 30 Januari 2012

"Terharu"


Ternyata status facebook bisa menginspirasi. Salah seorang adik kelas saya pagi ini menulis di dindingnya, "Saya orangnya mudah terharu", demikian isinya, singkat dan tak basa basi. Tak perlu menunggu sekian detik, hal itu langsung saya bandingkan dengan kehidupan saya. Bagaimana seorang Agus soal kata 'terharu' itu?

Terharunya saya mungkin ada persamaan dengan harunya versi kalian. Dikatakan mudah terharu, tidak juga. Namun keadaan berbalik 180° kalau saya sudah melihat perempuan tua yang masih bekerja dengan giatnya. Seorang penjual sayur keliling yang saya hafalkan sejak masih SMP, bahkan sampai catatan ini saya buat, beliau masih istiqomah dengan pekerjaannya. Biasanya beliau bekerja di pasar pagi Jalan Buntu. Seorang nenek penjual roti gendong juga sering saya temui jualan di Pandekluwih hingga toko Sarinah setiap siang menjelang sore. Kalau pergi ke pasar Baledono atau terminal Kongsi, pasti lebih banyak lagi pemandangan mengharukan -versi saya- yang bisa dijumpai secara langsung. Bahkan belum lama ini, saya mendengar kisah teman kuliah saya yang kini jualan mie ayam dekat stasiun. Kiosnya suatu ketika didatangi seorang tunawisma tua yang membawa barang bawaannya dengan karung goni. Dengan uang seadanya, beliau ingin sarapan mie ayam. Karena tak tega, akhirnya teman saya itu membuatkan semangkuk mie ayam untuk beliau secara cuma-cuma.

Entah dijadikan janji pribadi atau tidak, kemungkinan figur-figur seperti mereka itu akan saya masukkan ke dalam karya saya. Sebuah karya yang memuat kritik sosial untuk bangsa ini yang tak kunjung bangkit dari keterpurukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar