
kembang api itu mulai menebarkan pesona di langit
berpendar dan meletup kecil dengan warna orange dan hijau
aku menatapnya dari kejauhan dan tak berani mendekat
dari jauh pun cukup membuat jantungku berhenti sepersekian detik karena suara ledakannya
dan dari kejauhan pula,hujan pun datang
entahlah seberapa lebat
karena tak ada yang mewartakannya
kubiarkan hujan itu turun dengan derasnya
menyapu daun beringin dan akasia yang berguguran di tengah jalan
beserta angin yang membawa kekuatan wingitnya
biarkan hujan itu menyapu ibu kota sejenak
janganlah mengeluh apalagi menyumpahi dengan label apapun
sebab ini ialah perasaan halus yang tak boleh dibantah
katakan saja agar ia tak tertahan di langit atas sana
selepas itu,mari kita lihat pesta kembang api yang tadi sempat tertunda
dan lupakanlah hujan
lupakanlah di penghujung tahun ini
dan untuk tahun depan
dan kalau perlu untuk selama lamanya
karena aku tahu ini sedikit menyakitkan
sehingga lupakanlah
selamanya hujan tidaklah ada yang mengharapkan
condongkan hati ini dan hatimu ke percikan bunga api itu
tengoklah barang sebentar...
Umur percikan api itu taklah lama
tapi mereka membuat siapapun yang melihatnya bahagia.
Mengapa kita tak meniru mereka?