Blogger news

Pages

Minggu, 04 November 2012

Love is so short, forgetting is so long...


Aku selalu bersemangat ketika aku harus mengatakan ini. Tak hanya mengatakan, namun juga menceritakannya bahkan ketika aku tak diminta sekalipun. Aku akan melakukan itu dengan senang hati. Terlalu bersemangat aku disebutnya, “Siapa yang minta kamu ngomong gitu?” sebuah kalimat yang kerap kujumpai, dan satu lagi: “Pasti sedang ada yang tidak beres”. Asumsi-asumsi aneh pun mengalir deras padaku. Gokilnya, aku menikmati semua ini. Rasanya aku benar-benar dalam keadaan merah. Ah, aku mulai kehabisan kata-kata mengapa aku harus mengatakan warna ini. Merah. Tapi tenang saja, aku tidak akan mendefinisikan merah itu apa dan penggemar warna ini akan seperti ini dan seperti itu. Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku memang sedang berkubang di dalam warna darah ini. Aku benar-benar menikmatinya.
Mengutip dari prolog dalam album terbaru Taylor Swift:
There’s an old poem by Neruda that I’ve always been captivated by, and one of the lines in it has stuck with me ever since the first time i read it. It says, “Love is so short, forgetting is so long”. It’s a line i’ve related to in my saddest moments, when i needed to know someone else had felt that exact same way. And when we’re trying to move on, the moments we always go back to aren’t the mundane ones. They are the moments you saw sparks that weren’t really there, felt stars aligning without having any proof, saw your future before it happened, and then saw it slip away without any warning. These are moments of newfound hope, extreme joy, intense passion, wishful thingking, and in some cases, the unthinkable letdown. And in my mind, everyone of these moments looks the same to me. I see all of these moments in bright, burning, red.
My experiences in love have taught me difficult lessons, especially my experiences with crazy love. The red relationships. The ones that went from zero to a hundred miles per hour and then hit a wall and exploded. And it was awful. And ridiculous. And desperate. And thrilling. And when the dust setted, it was something i’d never take back. Because there is something to be said for being young and needing someone so badly, you jump in head first without looking. And there’s something to be learned from waiting all day for a train that’s never coming. And there’s something to be proud of about moving on and realizing that real love shines golden like starlight, and doesn’t fade or spontaneously combust. Maybe i’ll write a whole album about that kind of love if i ever find it. But this album is about the other kinds of love that i’ve recently fallen in and out of. Love that treacherous, sad, beautiful, and tragic. But most of all, this record ia about love that was red.
“Love is a ruthless game unless you play it good and right”
Seperti yang tertulis di atas, ketika cinta dengan berbagai macam perasaan di dalamnya, semua terangkum dalam sebuah warna, yakni merah. Cinta itu curang, dengan curang securang-curangnya, menyakitkan dengan luka yang membekas hingga seumur hidup, memberi kabar gembira dan kabar sedih dalam satu waktu, senang dengan halo namun juga cemas dengan kemungkinan adanya selamat tinggal pada suatu hari nanti, cinta yang dimaknai sesuatu yang berbahaya tingkat awas, merubah segala sesuatunya secepat kilat, melebihi kecepatan cahaya, melampaui kecepatan suara, semuanya seolah menempatkan kita di permukaan bumi dan diberi kesempatan untuk mendongakkan kepala ke langit, menikmati kembang api yang berpendar menakjubkan. Di sinilah betapa merahnya cinta.
Namun, pada suatu ketika cinta menenggelamkan kita ke dalam dasar lautan. Membelesakkan kita hingga menyentuh dasar terdalam dari Palung Mariana. Menekan kita dengan kekuatan arus bawah air yang dapat meledakkan isi kepala kita. Hingga menyempitkan hati, menghambat pernapasan, membiarkan air mata mengalir deras dan bercampur dengan air lautan. Di saat tergenting ini, bahkan cinta pun masih membara. Sebab kamu tahu bahwa orang yang membuatmu menangis, adalah orang yang dulu juga pernah membuatmu tersenyum.
Dan semuanya masih terasa membakar, membakar dengan warna merah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar