Blogger news

Pages

Kamis, 28 Oktober 2010

sparks fly


The way you move is like a full on rainstorm
And I'm a house of cards
You're the kind of reckless
That should send me runnin'
But I kinda know that I won't get far
And you stood there in front of me
Just close enough to touch
Close enough to hope you couldn't see
What I was thinking of

Drop everything now
Meet me in the pouring rain
Kiss me on the sidewalk
Take away the pain
'cause I see sparks fly whenever you smile
Get me with those green eyes, baby, as the lights go down
Give me something that'll haunt me when you're not around
'cause I see sparks fly whenever you smile

My mind forgets to remind me
You're a bad idea
You touch me once and it's really something,
You find I'm even better than you imagined I would be.
I'm on my guard for the rest of the world
But with you I know it's no good
And I could wait patiently but I really wish you would...

Drop everything now
Meet me in the pouring rain
Kiss me on the sidewalk
Take away the pain
'cause I see sparks fly whenever you smile
Get me with those green eyes, baby, as the lights go down
Give me something that'll haunt me when you're not around
'cause I see sparks fly whenever you smile

I run my fingers through your hair and watch the lights go wild.
Just keep on keeping your eyes on me, it's just wrong enough to make it feel right.
Lead me up the staircase
Won't you whisper soft and slow?
I'm captivated by you, baby, like a firework show.

Drop everything now,
Meet me in the pouring rain,
Kiss me on the sidewalk,
Take away the pain
'cause I see sparks fly whenever you smile.
Get me with those green eyes, baby, as the lights go down
Give me something that'll haunt me when you're not around
'cause I see sparks fly whenever you smile

The sparks fly...
Oh, baby, smile...
The sparks fly...

Ngalap Berkah Tahu Kupat


Di sebelah selatan pondok pesantrenku, ada sebuah rumah makan tradisional yang baru saja dibangun. Umur tempat itu baru saja setahun. Setahun sebelumnya, tempat itu hanyalah berupa areal persawahan. Kini, lahan yang dulunya hijau itu berubah menjadi rumah berseng modern penuh dengan warna warni. Setiap jam makan siang dan sore datang, banyak pengunjung berdatangan ke tempat itu untuk sekedar mengisi perut dan menikmati hidangan yang katanya asli Magelang itu. (mengenai klaim asal muasal makanan tersebut, pak kyai pernah mengkritisi. Katanya asli Magelang, masa ketupatnya diproduksi dan didistribusikan oleh orang Sumbang ke tempat itu –Sumbang adalah daerah pedesaan di Purwokerto Timur. Tak jauh dari pondok pesantrenku).
Sebagai rumah makan baru yang rencananya membidik pasar mahasiswa dan eksekutif muda, rumah makan “Pabuaran” ini tentunya harus memikirkan strategi yang sesuai agar cukup menarik konsumen baru. Salah satu strategi yang nampak oleh orang awam adalah dipasangnya fasilitas Wi-Fi. Wi-Fi yang tersedia di tempat ini diharapkan dapat membuat pengunjung betah berlama-lama berada di dalamnya serta ‘tanpa terasa’ menikmati porsi yang lebih dibandingkan jika tidak tersedia fasilitas tersebut. Suasana sekitarnya yang masih dipertahankan yaitu sawah milik warga setempat, menambah yakin bagi siapapun kalau tempat ini mempertahankan konsep back to nature.
Uniknya, tak hanya pengunjung “Pabuaran” yang merasakan berkah fasilitas koneksi internet nirkabel ini. Kami, santri-santri juga menikmati hal serupa. Hanya saja, sinyal tersebut bisa diakses oleh penduduk lantai 3. Sedangkan di lantai 2 apalagi lantai 1, tak ada jaringan sama sekali. Sehingga, kalau mau berseluncur di dunia maya secara cuma-cuma, naiklah di lantai 3 dan tersedia akses internet sampai puas dengan koneksi yang lumayan cepat. Cukup puas, setidaknya hingga jam 10 malam.

The Good Brother In Him


Sebelum merasakan dunia pesantren, sesungguhnya aku sudah tahu kalau kehidupan di dalam lembaga tersebut menyimpan berbagai macam cerita yang suatu saat nanti pantas dibanggakan dan layak diceritakan kepada anak cucu kita kelak. Mulai dari cerita yang menggembirakan atau menyedihkan sekalipun. Saat menegangkan berhadapan dengan pak kyai langsung maupun tertawa lepas bersama teman-teman karena guyonan khas pesantren yang tak semua orang awam bisa memahaminya. Merasakan nikmatnya makan nasi dengan ber‘lauk’an sambal terasi dan sayur seadanya hingga makan nasi kuning bersama seraya memperingati perayaan kelulusan teman. Semua ada di balik tembok pesantren yang dingin dan sedikit kaku.
Aku punya teman. Namanya Ibnu Muttaqin. Dia berasal dari Dawuhan Kulon, Kedungbanteng, Purwokerto. Dia adalah teman seangkatanku masuk ke Unsoed dan pesantren ini. Dalam kesehariannya, dia sama saja dengan teman-temanku yang lain. Mudah bergaul dan akrab dengan yang lain. Hanya saja, satu hal unik yang sedikit membedakannya dengan rekan-rekan yang lain adalah sifatnya terlampau halus. Logat ucapannya yang khas ngapak dengan aksen yang tak meledak-ledak sebagaimana orang-orang Banyumas kebanyakan, menjadikan dia mudah dikenal karena karakteristik janggalnya itu.
Dia amat baik namun sedikit leda-lede. Sehingga seringkali aku menjahilinya. Dan dia hanya berpura-pura sebal/ marah kepadaku sesaat setelah aku menggodanya. Sifatnya yang secara sederhana bisa diterjemahkan “tak bisa marah” itu membuatnya jadi objek candaan. Tak hanya aku, namun juga teman-teman pondok yang lain. Aku dan dia juga memiliki persamaan dalam hal hobi. Kita sama-sama suka menulis. Aku seringkali menantangnya membuat tulisan yang mayoritas berbentuk cerpen. Cerpennya bagus, meskipun beberapa di antaranya aku memprotes gaya bahasanya yang terlampau tinggi. Ia terkadang menyertakan perumpamaan yang seringkali janggal alias tak masuk akal, peribahasa yang tak wajar dan rangkaian kata membingungkan sehingga mengharuskan pembacanya mengulang-ulang satu kalimat dalam hitungan menit untuk bisa memahami apa yang ia maksudkan. Namun demikian, cerpennya yang berjudul “Robohnya Surauku” masih kuingat jalan ceritanya dan kuakui itu yang terbaik di antara yang pernah ia buat.
Sebuah prestasi yang sebenarnya tak pantas kita sandang ialah kita berdua mewakili universitas dalam lomba Musahabatil Tilawatil Qur’an. Dalam lomba itu, ada 3 cabang perlombaan, Qiroatul Qur’an (membaca Qur’an dengan nada tertentu), Hafidzul Qur’an (hafalan Qur’an) dan Tafsir Qur’an. Nama kita tercantum dalam cabang lomba terakhir, tafsir Qur’an. Hanya kita berdua. Sungguh, hanya kita berdua. Kita maju di depan juri yang berkompetensi tinggi dalam mengkaji Qur’an dalam waktu yang bergantian. Parahnya, salah satu syarat yang tidak kita ketahui dari awal perlombaan adalah kita wajib menghafalkan beberapa juz sebelum resmi kita ‘boleh’ menafsirkan Qur’an. Jdeer...kita tak punya modal hafalan apapun selain Juz ‘Amma. Yah, dengan modal seadanya itulah kita nekad maju. Hasilnya, para juri pun mengkritisi hafalan kita yang kalau distandarisasi dengan peserta-peserta lain, masih berada di bawah standar yang ditentukan. Anehnya, dengan penampilan seadanya itu, aku diganjar dengan gelar Juara Pertama sedangkan Ibnu berada di posisi runner-up. Ya begitulah, pesertanya hanya ada dua. Mau bagaimana lagi? Hahahaha...
Agustus kemarin, Ibnu baru saja menyandang gelar kesarjanaannya. Dia memang sengaja mengakselerasi proses pengerjaan skripsinya dengan alasan tak mau berlama-lama menjadi beban keluarga. Setelah lulus, dia pun berencana untuk meneruskan pendidikannya di pesantren. Atas saran dari pak kyai, dia disuruh belajar di pondok pesantren di Banten, tempat dulu pak kyai menimba ilmu saat masih remaja. Malam ini, saat sebelum aku menulis catatan ini, aku menyempatkan waktu beberapa jam untuk ngobrol sejenak bersamanya. Sebelum ia pergi setidaknya, aku punya waktu untuk meminta maaf kepadanya. Sering bergaul, sering bercanda dan sering mengerjai, pastinya sering berbuat kesalahan.
Semoga kamu menuai kesuksesan di setiap keputusan hidup yang kamu ambil, sobat.

Selasa, 26 Oktober 2010

We R Who We R


Jangan heran dulu. Tulisan ini hanyalah menceritakan soal judul lagu. Lagu ini dirilis oleh penyanyi electropop Amerika, Ke$ha. Lagu ini termasuk dalam EP-nya yang berjudul Cannibal yang rencananya akan beredar di pasaran bulan November depan. (EP = Extended Play, alias kumpulan lagu-lagu yang belum menemui syarat untuk menjadi album full. Lagu-lagu dalam format ini biasanya hanya berjumlah 3 sampai 6 lagu. Fungsi dasarnya untuk promosi).
Aku ingin menulis sekaligus menceritakan lagu ini sebab latar belakang pembuatan lagu tersebut yang rasanya wajib kita ketahui dan teladani. Lagu ini ditulis dan direkam sekitar bulan Oktober 2010, sesaat setelah peristiwa bunuh dirinya seorang remaja gay bernama Tyler Clementi. Clementi adalah seorang remaja gay berusia 18 tahun. Ia bunuh diri sebab video hubungan seksnya dengan seorang teman laki-lakinya diunggah ke situs YouTube oleh rekan kuliahnya sendiri yang tak suka kepadanya dan kemudian ditonton oleh jutaan orang di dunia maya. Termasuk rekan sekolah, rekan kuliah dan tetangganya. Sejak saat itulah, ia diejek, dimarginalkan oleh teman-teman sekelilingnya sebab ketidaknormalannya itu. Karena tak tahan malu itulah akhirnya ia memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Nah, mendengar kabar inilah, Ke$ha tergerak hatinya untuk membuat anthem bagi orang-orang putus asa dan merasa bahwa hidupnya sudah tak berguna lagi.
Lagu ini secara singkat menceritakan bahwa setiap manusia memiliki keahlian dan keunikan masing-masing. Tak ada manusia yang sama. Bahkan mereka yang kembar sekalipun. Keunggulan itulah yang seharusnya terus dikembangkan dan dijadikan kebanggaan sekaligus menjadi alasan mengapa kita harus tetap saling melengkapi satu sama lain.
Walaupun adanya golongan warisan Nabi Luth itu memang benar adanya, rasanya kita sudah bukan anak kecil lagi yang ketika kita mengetahui ada hal yang aneh atau bertentangan dengan kewajaran, kita langsung men-judge dan mengasingkan pelakunya. Kita sudah dewasa. Dewasa dalam arti sebenarnya. Dewasa dalam hal berpikir dan menghargai perbedaan yang muncul di sekeliling kita. Meskipun perbedaan itu bertentangan dengan berbagai macam norma yang kita anut.

God’s Network


Demam Facebook rasanya belum mau menghilang dari bumi Nusantara ini. Mungkin hampir semua negara di belahan dunia ini juga dijangkiti penyakit biru ini. Dengan adanya wabah inilah, Indonesia berhasil menembus pencapaian sehingga muncul di antara jajaran daftar tangga teratas pengguna Facebook. Indonesia menempati posisi ke 3 pengguna Facebook terbanyak di dunia. (Tetapi aku tak terlalu bangga dengan ’prestasi’ ini). Uniknya, kabar yang aku dapat kalau Amrik baru saja merilis film yang terinspirasi dari pendirian Facebook. Film itu berjudul The Social Network. Anehnya, Mark Zuckerberg tak mau menonton film tersebut dengan alasan materi film itu terlalu banyak dimanipulasi sehingga mengaburkan kebenaran sejarah pendiriannya. Nah, bagaimana dengan Indonesia? Biasanya negeri seribu pulau ini tak mau ketinggalan (baca: latah) info up to date dari luar negeri alias ngejiplak karya negeri orang. Indonesia juga membuat film soal jejaring sosial terlaris saat ini. Judulnya Setan Facebook. Baru mendengar judulnya saja, aku langsung tertawa. Bagaimana tidak? Judulnya terlalu lugas dan official posternya setan gondrong dengan mata menyala. Di samping gambar setan tersebut, ada tulisan ’add as friend’ plus embel-embel ’tambahkan dia kalau kamu berani’ (kurang lebih seperti ini, aku lupa bagaimana tulisannya).
Terkadang orang terlalu memuja Zuckerberg kalau dia adalah seniman teknologi yang menciptakan sebuah terobosan berbasis teknologi informasi mutakhir. Dengan ciptaannya itu, orang tak perlu bingung lagi bagaimana berkomunikasi dengan orang lain yang jauh di sana. Tentunya cara berkomunikasi yang unik dan lain daripada yang lain selain melalui telepon atau saling berkirim pesan singkat. Akhirnya mereka menemukan jejaring sosial tersebut sebagai jawabannya. Aku pun terus terang menikmati kemudahannya bahkan mengaksesnya setiap hari. Tapi, pernahkah terlintas di benak kalian semua kalau suatu saat nanti akan menjumpai masa bosan facebookan? Atau bahkan saat ini sudah mulai nampak gejalanya?
Semua ciptaan manusia memang ada kalanya membosankan. Secanggih apapun, seup date apapun, sebagus apapun. Cepat atau lambat. Ada saat gencar-gencarnya menikmati mengakses teknologi, entah itu PDA, ponsel, netbook, tablet, atau jaringan Wi-Fi, tapi satu dua tahun lagi akan jenuh dengan benda-benda pengusir rasa bosan itu. Niatnya ingin mencari yang lebih baru, lebih canggih dan lebih menjanjikan kesenangan tiada batas. Begitulah tagline iklan-iklan teknologi yang ujung-ujungnya tetap saja ’mengingkari’ janjinya dalam hitungan tahun bahkan bulan. Secanggih Facebook, masih canggih jaringan Tuhan. Aha, tentu saja demikian. Tuhan ya Tuhan, sedangkan Zucerberg hanyalah manusia. Anak TK pun tahu. Barangkali kamu berpendapat demikian. Namun, hanya sekedar tahukah? Bagaimana dengan pengaplikasiannya? Sekali, dua kali atau nol kah? Jawab saja ya. Padahal, jaringan Tuhan justru lebih canggih. Demikianlah pak kyai menjelaskan sekaligus menerjemahkan kelebihan Tuhan dibanding Zuckerberg.

Pernahkah kamu melakukan sholat Dhuha? Namun pernahkah juga merasakan kalau kamu sering melaksanakannya akan tetapi rezeki kok tak kunjung datang kepadamu? Aha. Beginilah jaringan Tuhan. Tuhan itu tak akan mengingkari janjinya. Innallaha yukhliful mii’aad. Terlebih lagi, Tuhan juga tak akan membiarkan hamba-Nya kecewa apabila mereka telah berharap, berusaha dan berpasrah kepada-Nya. Tuhan memang tak memberikan rejeki-Nya secara langsung kepadamu. Namun, tahukah kamu kalau Ia menganugerahkannya kepada ayahmu, ibumu, adikmu, kakakmu, atau nenek kakekmu? Sehingga, di saat yang tak terduga, mereka memberimu rejeki di saat kamu benar-benar membutuhkannya. Dan rejeki itu bukan hanya berupa materi alias uang alias fulus. Kasih sayang orang tua dan keluarga yang begitu mahal harganya (yang tak semua orang bisa merasakannya) termasuk rejeki yang telalu mahal jika dikonversikan menjadi materi belaka.
Di sisi lain, kamu selamat dari suatu musibah. Padahal kamu sadar kalau kamu selalu lupa membaca doa selamat setelah beribadah maupun saat akan bepergian keluar rumah. Tahukah rahasia di balik ini semua? Ayah ibumu tak pernah lupa menyebut namamu dengan doa selamat di akhir ibadah mereka.
Inilah jaringan Tuhan yang akan selalu canggih dan up to date. Tak kan pernah ada manusia yang bisa menandingi atau hanya sekedar menyamai jaringan sosial Tuhan ini. Dan yang lebih penting, bagi siapapun yang percaya akan adanya keajaiban di balik nama Tuhan, mereka tak akan pernah atau merasa bosan dengan jaringan yang satu ini. Pertanyaannya, mengapa orang-orang masih suka melupakan jaringan Tuhan dan lebih asyik mengakses jaringan Zucerberg?

Senin, 18 Oktober 2010

The Blinds

Apakah yang bisa kita dapat dari orang buta?

Menatap keduanya sesungguhnya aku tak tega.seorang ayah bersama seorang putrinya yang sama sama buta.keduanya naik bus yang aku tumpangi.bermodalkan tongkat sebagai 'penunjuk arah',keduanya berjalan tertatih untuk memperoleh tempat duduk di sebelah belakang yang mulai penuh.
Ketika bus sampai di daerah Karanganyar,keduanya tiba tiba muncul di samping tempat aku duduk.mereka berdiri seolah tak merasakan getaran dan goncangan bus yang cukup kuat.sang ayah berkata pelan,mereka ingin diturunkan di depan toko ini oleh pak sopir.sesaat setelah bus berhenti,keduanya turun dari bus dengan dibantu kernet bus.sambil menjejakkan kaki menuruni tangga,keduanya mengucapkan terima kasih (hampir bersamaan) kepada pak sopir yang juga sedang memperhatikan mereka turun.
Aku sempat terhenyak.tak mungkin aku salah dengar apa yang mereka barusan katakan,sebab aku duduk di barisan nomor dua dari depan.

Lalu,bagaimanakah dengan kita?
Sudahkah kita mengucapkan terima kasih kepada orang orang yang telah membantu hidup kita hingga saat ini?

My Beloved Grandma

Untuk nenekku yang mencintaiku dengan caranya sendiri...

Tentang pagi itu.ia hanya menangis mengetahui kepulanganku ke Purwokerto pada hari itu.ia meratapi dengan kesedihan pilunya seolah aku akan pergi untuk selama-lamanya.aku masih ingat betul,tangan kananku ia ciumi dengan ciuman keibuannya.bahkan air matanya pun membasahi punggung tanganku.

Aku bingung harus berkata apa lagi saat itu.
Nenek sempat berkata,ia ingin memiliki panjang umur hingga dapat menyaksikan aku memiliki anak yang bisa ia timang.
Tentang nenekku yang mencintaiku dengan caranya sendiri...

Aku berjanji,aku akan membuatmu bangga suatu hari nanti.

Minggu, 17 Oktober 2010

Aukusti Lemminkäinen

Sebuah catatan kecil tentang sebuah nama.

Aukusti Lemminkäinen.
Semalam aku membrowsing nama nama buat cowok dari negeri Nokia.dan akhirnya aku menemukan 2 suku kata terpisah.
Aukusti merupakan bentuk panjang dari nama Aku yang berarti venerable,honourable,deserve to be honour,alias patut dimuliakan.
Lemminkäinen merupakan salah satu nama dari tokoh dalam mitologi Finlandia.ada pendapat yang menyatakan bahwa nama ini berarti dewa kekuatan yang bisa mengubah pasir menjadi mutiara.namun ada pula yang memaknainya cinta.
Jadi secara general,Aukusti Lemminkäinen berarti orang yang patut dimuliakan karena memiliki cinta.
What a nice name to be.
Olin kohtelias.en halua olla tulma.joten hyvä lapsi.hyvät vanhemmat ja ystävät.pystyy työskentelemään yhtiön Nokia.elämäni on hauskää.
Olen kumea!!

Sabtu, 16 Oktober 2010

J.R.

Tulisan ini aku persembahkan untuk adik-adikku yang sejenak merasakan dinginnya tembok pesantren.

Sempat heran juga.di tengah tengah kumpulan remaja seumur anak SMA dan kuliahan,ada 2 bocah.umur mereka sekitar 13 tahun.sebut saja mereka J dan R.mereka berdua tampak begitu akrab satu sama lain.mungkin persamaan nasib yang menyatukan mereka.kedua orang tua mereka merantau entah ke mana,bahkan dari cerita sesepuh pesantren,salah satu dari orang tua mereka enggan merawat dan membesarkan anaknya itu.
Sepintas,tak ada yang istimewa dari keduanya.mereka layaknya anak kecil pada umumnya.gemar bermain dan suka membuat kekacauan.pernah suatu ketika, si J menyamar menjadi pocong pada suatu malam.wajahnya dipoles dengan bedak super tebal sekaligus memakai kain putih yang menutup semua anggota badan.dan dia patroli pondok di malam hari untuk menakut-nakuti santri-santri lain.salah satu korbannya adalah Uyun.anak SMA kelas III yang sudah kuanggap jadi adikku sendiri ini memang terkenal paling penakut.phobianya terhadap hantu,tempat gelap hingga suara suara aneh kadang susah ditolerir.begitu melihat J dengan kostum pocongnya,ia berteriak sangat kecang hingga terdengar hingga pondok seberang.

Suatu malam,di saat santri lain sedang mengikuti jadwal pengajian di masjid,keduanya malah bersama Asep berada di salah satu kamar santri.R menawari Asep sebuah pertunjukan menarik.Asep pun tertantang untuk melihatnya.kemudian R memposisikan dirinya jongkok.sedangkan J mengitarinya.beberapa saat kemudian,R bersuara menggeram.suaranya berubah menjadi lebih berat.saat itulah J ikut ikutan tak sadarkan diri.keduanya lalu tampak seperti kesurupan.perilakunya pun jadi beringas,mata mereka merah membelalak dan suara yang keluar dari mulut mereka jelas bukan mereka.saat itulah tetua pesantren dipanggil untuk merukyah mereka.

Beberapa hari kemudian,kita penasaran mengenai bagaimana kejadian itu bisa terjadi.dari kedua mulut bocah itu langsung,mereka menjelaskan kalau dalam diri mereka memang berdiam 'inang' (inang dalam bahasa Banyumas berarti jin yang berdiam dalam tubuh manusia.jin ini sengaja dimasukkan untuk melancarkan hajat si empunya).dalam tubuh J,berdiam inang harimau.sedangkan R ada inang kuda.oleh sebab itulah,saat kejadian kesurupan malam itu R bertindak seperti kuda lumping dan J menggeram layaknya harimau.setelah ditelusuri lebih lanjut,paranormal di kampung mereka berdualah yang memasukkan roh jahat itu ke dalam tubuh bocah belasan tahun itu.sebelumnya J dan R diwajibkan tapa kungkum di sebuah sungai dan tapa di kuburan angker terlebih dahulu.mendengar pernyataan mereka itu,aku penasaran dengan keduanya.aku lalu bertanya,untuk apa J dan R rela melakukan itu semua.J menjawab dengan entengnya,''biar menarik hati cewek cewek,mas...''
Astaghfirullah...

Semenjak malam 'kebangkitan' inang itulah kondisi keduanya jadi labil.apabila R marah,maka ia akan kesurupan roh kuda lumping dalam hitungan detik.anehnya,segera setelah R kesurupan, J ikut ikutan kesurupan.keduanya mungkin seperti memiliki hubungan batin yang kuat.sehingga,jika salah satunya kumat,yang lain harus segera dijauhkan agar tidak ikut 'tertular'.
Hingga kini,aku masih sempat tak percaya kalau anak sekecil itu sudah menanggung beban sedemikian berat.entahlah bagaimana keduanya bisa terlepas dari inang mereka masing masing.R menjelaskan,kesurupan mereka dengan kesurupan orang lain sangatlah beda.kesurupan orang lain ibarat memakan makanan beracun yang bisa saja dikeluarkan dengan mudah asalkan ada penawarnya.sedangkan mereka berdua,ibarat transfusi darah.sekali darah diinjeksikan,maka akan tercampur dengan darah tubuh dan susah diurai lagi.
Wallahu a'lam bisshowab.

Jumat, 15 Oktober 2010

Irreplaceable


Mungkin kita pernah mencintai seseorang.
Menyayanginya meskipun ia tak tahu.
Menyebut namanya dalam doa kita di tengah malam.
Menatapnya dari kejauhan untuk sekedar melihatnya tersenyum atau melamun.
Mengharapnya suatu saat bisa bertegur sapa,meskipun hanya sekejap.
Menantinya tak kenal lelah hanya untuk melihatnya berjalan tepat di depan rumah kita.
Membayangkannya,apakah ia sudah makan malam kali ini?
Mengarahkan pandangan ke langit dan hanya melihat wajahnya tersamarkan oleh gugusan bintang dan kabut langit.

Mungkin dia malaikat.malaikat kecil.
Aku menyebutnya demikian.
Teringat kata Peter Parker yang terpesona luar biasa ketika melihat Mary Jane pindah rumah dan menjadi tetangganya di film Spiderman 3.
Ia bergumam,''is she an angel?''

Barangkali,ini hanya mimpi sesaat.
Mimpi yang masih tersisa di saat aku telah terbangun.
Dan mendapati semuanya sudah sirna.
Namun bekas mimpi ini masih tertinggal di salah satu sisi otakku.
Aku melupakannya saat aku bersama teman temanku.
Akan tetapi ketika aku sendiri,dia kembali datang.
Dengan kepakan sayapnya yang selalu dan selalu membuatku terkesima.
Diakah malaikat?

Ponsel

Di antara gundukan apel dan jeruk,pedagang itu kukira sedang menghitung pendapatannya hari ini.atau,menata kantong plastik yang nanti akan digunakan untuk membungkus pesanan pembeli.namun ternyata perkiraanku keliru.beberapa detik kemudian ia tertawa sendiri dan mengangkat sesuatu di tangannya agar ia dapat melihat lebih jelas informasi yang telah membuatnya tertawa itu.si ibu penjual tersebut kegirangan gara gara memperoleh pesan singkat dari seseorang.
Lain lagi dengan tukang becak di Pandekluwih.saat sepi pengguna becak,beberapa dari mereka memilih duduk duduk di dalam becak.usia mereka memang tidak muda lagi.separuh baya lah.namun jiwa mereka layaknya remaja yang sedang dimabuk cinta.sempat kulirik sejenak,ponsel tukang becak itu sungguh aku kenali tipenya.meski bukan tipe keluaran terbaru,tapi aku bisa meyakinkan kalau ponsel jenis tersebut lumayan dipakai anak kuliahan sekalipun.ia pun sibuk mengetik pesan singkat.seolah tak mempedulikan kedua temannya yang berdiri tepat di depannya.
Dan kejadian ini baru saja terjadi,aku berangkat ke masjid untuk sholat Jum'at.seperti biasa,aku berangkat sendirian.di depanku ada beberapa anak pondok berjalan bergerombol nampak lambat langkahnya.oh pantes.di depan mereka ada pak kyai.pak kyai itu memakai pakaian serba putih.dan ia kukira beliau membaca tasbih sembari menunggu sampai ke masjid.ternyata,ada ponsel juga di tangannya.sepertinya beliau juga sedang update status di facebook sebelum sholat Jum'at bermula (hahaha...bercanda).
Ternyata,begitu besar pengaruh ponsel terhadap kehidupan manusia.dan yang pasti,tak mengenal status sosial si empunya

Rabu, 13 Oktober 2010

Boy


Cowok itu bukan ROBOT yang harus menurut dan terus dikendalikan cewek.
Cowok bukan TERDAKWA yang mau terusan terusan dituduh dan dipersalahkan.
Cowok juga bukan INVESTASI JANGKA PANJANG,yang bisa dipilih pilih yang mana yang paling menguntungkan.
Cowok bukanlah BANK,yang ketika bangkrut langsung ditinggalkan.
Dan yang lebih penting,cowok adalah MANUSIA yang juga memiliki hati.memerlukan kasih sayang,kelembutan dan sikap saling pengertian.


Hahahahahagz

Selasa, 12 Oktober 2010

Foe


Aku masih menenteng tas plastik berisi mie instan.hatiku bergumam,tak apakah malam ini aku makan dengan berlaukkan mie instan.dari arah berlawanan,kulihat 2 orang santri putri berjalan.aku berjalan ke timur,mereka ke barat.awalnya,aku tak begitu mempedulikan mereka sebab jaraknya masih cukup jauh.baru setelah agak dekat,aku sengaja melirik mereka (hahaha...casanova soul!).yang paling dekat denganku,dia menundukkan kepalanya hingga tak kulihat wajahnya.sedangkan yang satunya lagi,matanya jelalatan entah ke mana.entah mengapa,aku sedikit penasaran dengan si penunduk wajah itu.

Suatu ketika,aku pernah bertanya kepada seorang teman pondokku.kebetulan ia adalah gus/ putera kiai.aku melontarkan pertanyaan,''mengapa ya kita kok ga tertarik dengan cewek yang bubrah brah (buka-bukaan)?''.dalam hatiku,aku bertaruh dengan diriku sendiri: pasti dia akan kesulitan dengan pertanyaanku ini.
Dengan lantang dan santainya,dia ternyata menjawab,''Ya karena setan yang menggoda kita dengan yang menggoda (para cowok) di luar sana beda''.dia menjelaskan,setan/iblis itu dibagi menjadi beberapa kelas,lengkap dengan tingkatan tingkatan 'kerusakan' yang mereka perbuat.iblis kelas teri,tentu akan menggoda manusia dengan iman yang sekelas teri.begitu pula dengan iblis kelas kakap akan menggoyahkan iman yang kuat sekelas kakap.sebagai contoh,iblis yang menggoda santri akan berbeda dengan penggoda kiai.iblis sekelas santri,dampak 'kerusakannya' antara lain malas mengaji,suka menggoda santri putri,jiwa pembangkang,mudah putus asa,suka bermain di jadwal mengaji dsb.demikian pula kerusakan yang ditimbulkan oleh iblis sekelas kiai,sang kiai bisa jadi memiliki pikiran kalau tidak ada aku yang dakwah di sini,semua penduduk tempat ini pasti akan masuk neraka.ternyata aku sudah menyelamatkan mereka semua.hahahagz...
Tahukah kamu,sikap kiai yang aku gambarkan di atas adalah ujub.ujub atau sombong.padahal,kiai itu hafal betul hadits,''tak akan masuk bahkan mencium wangi surga bagi seseorang yang terdapat sifat sombong dalam dirinya,meskipun hanya seberat biji zarrah/sawi''.
Tak hanya itu implikasinya.setan penggoda orang miskin dengan orang kaya pasti beda.guru dengan murid.orang tua dan anak.laki laki dan perempuan,penyabar dan tukang marah,si cerewet dengan si pendiam,si keren dan si jelek dsb.
Jadi,jangan bangga dulu bagi yang merasa dirinya sudah beriman.atau yang merasa bijak.setan pasti punya celah untuk selalu mencelakakan manusia.karena,innahuu lakum 'aduwwummubiin,mereka (para setan) adalah musuh nyata bagi para manusia.

Minggu, 10 Oktober 2010

Stupid Love

Setiap orang hampir sibuk menyebut hari ini 'cantik',10 Oktober 2010.atau bagi yang suka bermain angka,101010.tapi menurutku ini hanyalah kebetulan saja.tak ada yang cantik.semua terkesan biasa saja.yang cantik hanyalah tanggal muda dan tanggal di saat rekeningku bertambah.hahaha.
Bicara soal cantik,aku jadi teringat tentang seorang teman lamaku.dia bernama Uswatun Hasanah (dalam bahasa Indonesia berarti teladan yang baik).dia adalah mahasiswi D3 Pertanian,seangkatan denganku.menurutku (dan pastinya menurut cowok normal lainnya),dia luar biasa cantik.wajahnya putih bersih,pipinya memerah,tutur katanya halus dan amat ramah.siapa coba yang tak terpukau dengannya?
Awalnya biasa saja.namun,setelah kuperhatikan beberapa waktu lamanya,dia adalah satu satunya santriwati yang datang paling awal ke masjid untuk sholat Subuh berjemaah.bahkan saat sebelum adzan berkumandang.setelah menunaikan sholat sunah qobliyah,dia lalu baca Qur'an.samar samar suaranya terdengar di barisan para santriwan.rupanya,nilai tambah khumaira* itu ada satu lagi: rajin.
Suatu ketika,aku meminta nomor ponselnya dari temanku dan mengiriminya satu pesan singkat.aku tak berharap banyak pesanku itu akan dibalas oleh perempuan secantik dia.eh,ternyata dibalas.kita lalu bercerita mengenai diri kita masing masing.aku terkadang mengiriminya pesan dalam bahasa Inggris sedangkan dia dalam bahasa Arab.kalau dia tak tahu,dia bertanya kepada Mia,putri abah kyai.dari sinilah awal semua santri pondok tahu aku dan Uswah sedang pendekatan.
Gaya pacaran kita mungkin agak berbeda dengan anak remaja kebanyakan.karena kita di pesantren,tentu saja tak boleh bertemu langsung.jadi kita hanya mengandalkan komunikasi melalui pesan singkat.di sinilah,aku mulai jatuh hati kepadanya.dia membangunkanku dengan missed callnya jam 3 pagi untuk sholat Tahajjud.dia mengirimiku pesan pesan nasehat keagamaan agar aku tak melupakan Ilah sejati kita.dan dia,perempuan pertama dalam hidupku yang menelponku saat aku ada di perpus kampus.dia bercerita waktu itu,dia tersipu malu dengan hubungan kita diketahui oleh abah kyai.terutama abah menyinggung soal sms berbahasa Inggris itu.
Bagiku,Uswah memang bukan segalanya (everything),namun dia adalah something yang suatu saat nanti akan kuceritakan kepada anak cucuku.

Senin, 04 Oktober 2010

Station Devil, Damn!!!


Mungkin ini bukan untuk yang pertama kalinya.beberapa hari yang lalu saat melewati stasiun Purworejo lama,aku berprasangka seolah olah memang 'ada' yang sengaja ngerjain aku.tak heran lagi,aku langsung mengkambinghitamkan bangunan tua ini.bangunan stasiun yang didirikan sejak pemerintahan Belanda itu terkesan amat wingit di malam hari.terlebih saat tanpa terang bulan.
Mengenai stasiun itu,sampai sekarang hanya kantor stasiunnya saja yang masih beroperasi untuk jual beli tiket kereta api.sedangkan rel di tempat ini sudah tak pernah lagi dilewati.sebab kereta hanya sampai Stasiun Purworejo di Kutoarjo saja.
Sepulang main di warnet,mau tak mau aku harus melewati tempat itu.sebenarnya ada jalan lain selain melewati stasiun.tapi malah terkesan berputar sehingga perjalanan jadi lebih jauh.singkatnya,dengan keterpaksaan,aku nekat melewati tempat angker itu.awalnya hanya merinding saja (aku jadi teringat,kalau bulu kuduk kita merinding,berarti kita sedang dicolek makhluk halus).untungnya aku tak melihat penampakan apapun (biasanya tanpa sengaja aku terkadang bisa melihat sekelebat bayangan melintas jika berada di tempat spooky.di mana pun ada.bahkan di pondok pesantrenku pun ada).suasana sekitar stasiun yang agak gelap,inilah yang membuatku tambah parno.kurogoh saku celanaku untuk mengambil ponselku.kuarahkan tombol navigasi ke menu mp3.berkali kali kupencet tombol play,mancik!!!tombol itu selalu kembali ke posisi pause.tak cuma dua tiga kali.aku pun panik.angin malam mendesir kencang.badanku makin tambah merinding.melewati tengah rel yang sunyi senyap dan berbatu,samar samar kulihat jauh di depan rel,ada sesosok berdiri di sana.penampakannya hitam seukuran manusia.ia berdiri dekat dengan bangunan yang sudah tak terpakai lagi.sedang aku pun tak berharap banyak mp3-ku bisa berputar lagi dan bisa mendendangkan Yaasin atau Al Baqoroh untuk mengusir makhluk begituan.
Aku memilih untuk uring uringan kepada sosok hitam itu dalam Bahasa Sunda,''Nuju naon teh sia di ditu? teu sieun acan aing teh ka sia.oo...jurig blegug.gelo sia!! Keheul pisan aing!!'' (ngapain kamu di situ?ga takut lah aku ma kamu.oo..setan goblok.gila kamu ah!!benci aku ma kamu!!).
Sosok itu tetap berdiri di sana tak bergeming.aku pun lari menyelamatkan diri.setelah jauh dari situ,tiba tiba aku memarahi diriku sendiri,''Lari aing siga ieu?naha geningan!''.

Lalu,baru kuingat.rel yang tadi kulewati,jika diteruskan perjalanan ke barat akan sampai pada sebuah buh tua (perlintasan kereta api yang bawahnya ada jalan rayanya).namanya Buh Sumurup.di situlah dulu ada sekelompok remaja pemabuk yang sering mangkal.salah satu dari mereka tertidur di antara rel.sehingga,saat rel melintas,habislah dia.
Mungkin,yang kulihat itu bukan remaja pemabuk yang terpenggal kepalanya itu.sebab dalam Islam,orang yang sudah mati tak ada ceritanya lagi iseng ngerjain orang yang masih hidup.tapi mereka akan sibuk mempertanggungjawabkan perbuatannya masing masing.yang kulihat itu mungkin makhluk berdimensi lain.atau memang saat itu aku sedang ngantuk? Wallahu a'lam bishshowab.

Missing Just Like A Thief


Merindukan seseorang itu ibarat kedatangan maling di malam hari.datangnya mengendap-endap dan tiba-tiba tak terduga,lalu berakhir dengan rasa kehilangan.

Minggu, 03 Oktober 2010

A Bridge Man


Satu hal yang selalu membuatku agak kepikiran sampai sekarang,mengapa orang orang desa pedalaman suka dengan gambar gedung perkotaan sedangkan orang orang kota suka dengan gambar khas suasana pedesaan?kalau orang desa gambar gedungnya ada di kalender,sedangkan orang kota gambarnya ada di lukisan berharga tinggi maupun di wallpaper yang ditempel di ruang tamu.
Pertanyaan ini mudah sebenarnya.dan tak perlu lagi dijawab sebab semua orang,bahkan anak kecilpun sanggup menjawabnya.

Meski aku belum bisa disebut sebagai orang kota,namun rasanya aku memang tidak cocok dengan gaya hidup perkotaan.mall,supermarket,distro,game centre,dan fasilitas lainnya,sepertinya tak bisa mendatangkan ketenangan hati sendiri.kalau punya uang,bisa saja cepat habis dibelanjakan di tempat tempat tersebut.masalahnya kalau tak punya uang lho.habis sudah mati kepengin.hahaha.

Hanya suasana pedesaan yang dapat mengobati hati yang gelisah dirundung duka (bahasanya duh...).dan di kota kecil Purworejo,sekaligus yang paling dekat rumahku hanyalah Sungai Bogowonto.tempat favoritku di sungai itu adalah bawah jembatan Buh Liwung.berdiam diri di bawah jembatan yang dibangun tahun 80-an ini ternyata membawa kesenangan tersendiri.kesenangan dengan caranya sendiri tentunya.
Mendengarkan deburan air sungai yang mengalir melewati pemecah arus buatan.memandangi para pemancing yang setia menunggu umpannya dimakan ikan.menikmati ketenangan air sungai yang diam diam menghanyutkan.dan yang tak kalah serunya,adalah menikmati suara kendaraan yang melintas di atas kita.yang terakhir ini memang terdengar aneh.meskipun rangka jembatan dikonstruksikan dari besi dan baja yang kokoh,tetap saja suara dan getarannya membuat siapun yang mendengarnya kaget.khawatir kalau kalau suatu saat jembatan tersebut tak kuat menahan beban dan runtuh mengenai siapapun yang ada di bawahnya.
Dengan getaran dahsyat dari truk atau angkotan kota yang melintas di atas jembatan,akhirnya aku masih dapat menikmati sisi desa dari kota kecil ini.pepohonan pisang dan bambu yang bergoyang ditiup angin,seolah olah mengiyakan jalan pemikiranku yang terlena di bawah sebuah jembatan.sendirian.

About Man Behind of The Gun

Malam Minggu,aku mencoba jalan jalan di kota berirama.menikmati suasana kota yang sudah lama tak aku rasakan setelah sekian lama berada di kota satria.belum jauh kakiku melangkah dari pintu rumah,aku sudah bisa menangkap sensasi malam hari di kotaku ini.dan bukan menjadi rahasia umum lagi.pemandangan di jalanan sudah sangat berbeda dengan keadaan di kala aku masih kecil.dulu,ketika aku diajak jalan jalan dengan ibuku (aku sangat dekat dengan ibuku,sampai sampai aku dipanggil anak mami oleh teman teman sekelasku sekaligus para guru),suasana di jalan raya masih belum terlalu ramai.anak anak masih akrab dengan para remaja.mereka nampak asyik dalam permainan yang mereka mainkan.sedangkan para orang tua,juga terlibat dialog yang intim dengan rekan sebaya mereka.sensasi keakraban sesama manusia masih terasa kental.terlebih,jalanan ramai oleh pejalan kaki dan pesepeda yang dari dulu selalu bermuara di alun alun.ada pula pengendara motor dan mobil.meskipun itu jumlahnya masih sangat jarang.
Sekarang,jaman memang sudah berubah.jangan harap bisa menyeberang jalan dengan mudahnya.semua itu harus menunggu sekian menit untuk menunggu jalanan tak terlalu ramai oleh sepeda motor dan mobil.di setiap pinggiran jalan,banyak orang tua dan anak anak serta remaja yang seolah olah akrab.terkesan janggal memang.secara ragawi,mereka memang saling duduk berdekatan dan kuyakin mereka saling berteman dan kenal dekat satu sama lain.namun secara batiniah,entahlah.mereka sibuk dengan ponsel mereka masing masing.nampaknya mereka khusyuk dengan kesibukan mereka sendiri.hampir tak ada kebisingan di antara mereka.kalaupun ada,mungkin mereka hanya bercakap seperlunya saja.tak seintim dan seakrab dulu.itulah dampak perkembangan teknologi terhadap pola interaksi komunikasi antarmanusia,kalau mereka mau tahu teorinya.
Itu belum seberapa.secara tak sengaja,aku menjumpai sepasang muda mudi bercanda di pinggir jalan raya yang ramai itu.tempat mereka mangkal memang agak gelap karena berada di bawah bayang bayang bangunan toko yang tinggi.sang laki laki memegangi tangan sang perempuan.si perempuannya juga rela dijamah sedemikian rupa sampai tertawa cekikan.parahnya,si perempuan memakai jilbab à la muslimatan pengajian. (lah,kalau gitu caranya,tanggalin aja jilbabnya.memperburuk citra Islam aja).
Anehnya,melihat fenomena itu,mungkin ada yang berkomentar,''Umat yang ngakunya Islam kok begitu.berjilbab lagi''.
Bagiku,tak heran jika ada yang berkomentar demikian.it's not about the gun,but about the man behind of the gun.bukan masalah senjatanya.tapi orang di belakang senjata itu yang jadi masalahnya.bukan masalah cewek berjilbab apalagi agama Islam itu sendiri.tapi cewek itulah yang jadi masalahnya.
Kalau masalah ini diurai,memang ini bukan urusan kita.namun,karena setiap orang berkewajiban membawa misi agama masing masing (dalam Nasrani disebut misionaris),setidaknya setiap orang memiliki kewajiban menjaga nama baik agamanya.atau lebih baik menanggalkan atribut keagamaannya daripada ia dinilai melecehkan agamanya.sebab pelecehan agama seperti itu akan mendatangkan siksa yang lebih berat jika sudah dihadapan-Nya.

''Katakanlah kepada laki laki yang beriman,agar mereka menjaga pandangannya dan menjaga kemaluannya,yang demikian itu lebih suci bagi mereka.sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (QS An Nuur 30)''.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Malaysia


Terilhami dari sebuah status Facebook yang hanya terdiri dari 3 kata sederhana: terima kasih Malaysia.dan status itu dengan cerdasnya dibuat oleh adik kelas 3 angkatan lebih muda dariku.andaikan ia hadir dan nampak nyata saat ia menyatakan status itu,aku tak akan segan segan lagi standing ovation di depannya.
Sementara itu,banyak sekali teman teman facebookku yang entah mereka berasal dari mana dan pastinya seumuran denganku,mengkoar-koarkan semangat perjuangan menjaga martabat bangsa yang (katanya) diinjak injak oleh negara jiran itu.bagiku,mereka tak lebih dari sekedar pahlawan kesiangan.perumpamaannya,negara sudah merdeka namun mereka masih sibuk mengasah bambu runcing untuk mengusir antek-antek penjajah.hah?ngapain gitu.
Dan hari ini,adalah hari batik nasional.aku tak akan mempromosikan keindahan dan keaslian batik Indonesia kepada seluruh dunia.sebab sudah ada duta wisata yang telah melaksanakan tugasnya (kalau kita yang mempromosiin,trus duta wisata itu gunanya apa?hehe...trus pasti ada yang protes: lah,kan kewajiban kita semua untuk melestarikan budaya bangsa.hadeuh,aku jawab saja: yang cerdas dikit napa?).aku juga tidak akan menjadi pahlawan kesiangan di saat batik telah diakui secara internasional bahwa ia merupakan salah satu warisan dunia milik Nusantara.aku hanya ingin mengucapkan 3 suku kata yang sering luput dari pemikiran orang banyak,yang tak dimaknai secara kontekstual dari peristiwa pengklaiman itu,yang gengsi diucapkan oleh bangsa bodoh dan tak kunjung terbuka mata hatinya macam kita,yang malu diutarakan karena kita ibarat kucing yang mengeong kalau belum diinjak ekornya.dan 3 kata itu enggan kita ucapkan karena kita sebenarnya malu untuk mengakui bahwa diri kita terlalu sombong dan tak mau menghargai apa yang kita miliki (taking for granted).sederhana saja.tiga kata itu ialah: mekase laa pakcik...
:)

Jumat, 01 Oktober 2010

Kamboja II


Aku teringat akan ucapan teman SD-ku.saat kami berkumpul di depan kelas setelah jam pelajaran usai,dia berkata,''Carilah bunga kamboja yang kelopaknya berjumlah 4.lalu selipkanlah bunga itu di buku Matematikamu.pasti kamu jadi pintar Matematika,Gus''.
Semenjak kejadian itu,aku jadi sangat antusias dengan pencarian bunga kamboja berkelopak empat di kuburan belakang rumahku.mencari dan mencari pekerjaanku sehabis pulang sekolah,seolah tak mengenal putus harapan.namun,pencarianku berujung pada kenihilan.tak kujumpai satu buah pun yang seperti disebutkan temanku itu.kemudian aku terpaksa mengambil kamboja berkelopak 5 seperti pada umumnya bunga itu dan menyelipkannya di antara halaman buku paket Matematika.sungguh,aku melakukannya waktu itu.kutunggu sekian lama sekaligus berharap ucapan temanku itu menjadi kenyataan.
Namun apa daya.sejak ritual aneh itu aku jalani,nilai Matematika tak ada kemajuan sedikitpun.bahkan nilai mata pelajaran itu waktu aku SMP dapat 5,hingga orang tuaku dipanggil wali kelas.kebetulan wali kelas itu guru Matematika yang tidak aku sukai.
Lambat laun,aku mengambil kesimpulan.bunga kamboja ya bunga kamboja.matematika ya matematika.pakai ilmu apapun,tak akan ada hubungannya antara kedua benda itu,terlebih ilmu mistik yang dulu sempat aku percayai.
Intinya,tak ada ilmu yang didapat dengan instan dan sekejap.Thomas Alva Edisson belum berhasil menciptakan lampu dalam hitungan puluhan kali uji coba.baru ke hitungan ratusan kali atau mendekati ribuan,ia berhasil menciptakan penemuannya.dan tentunya,itu semua memerlukan waktu yang tak singkat.
Pak Kyai Dawud,seorang kyai Pondok Pesantren Al Ma'unah,Purworejo.beliau mondok di pesantren selama 14 tahun sebelum akhirnya menjadi salah satu kiai besar di kota berirama ini.suatu ketika,beliau konon pernah mendapat pertanyaan dari wali santri,''Lha,menawi anake kulo dipun pondoaken tigang taun lamine,punopo sampun cekap pak kyai?'' (Lha,misal anak saya dipondokkan selama tiga tahun,apa itu cukup pak kyai?).Pak Dawud tersenyum simpul lalu menjawab dengan tenangnya.''Tigang taun niku taksih adaptasi Bu.taksih nyobi nyobi nopo kulo betah wonten pondok nopo boten.taksih ngenal lingkungan.ragi saha batosipun dereng mlebet sedanten wonten lingkungan enggal niku.istilahe taksih mbuka halaman pertama kitab''.
Dan orang tua itu pun hanya membalas pernyataan pak Dawud tersebut dengan senyum pula.