Blogger news

Pages

Sabtu, 10 Maret 2012

Markisa dan Alpukat


Adalah sebuah kebanggaan tersendiri ketika kita menanam sesuatu dan suatu hari nanti kita bisa memanen hasilnya. Jerih payah yang telah diupayakan selama ini seolah terbayar lunas. Rasanya juga pasti jauh berbeda dibanding jika kita membeli di pasar atau kios buah di pinggir jalan.

Sekira setahun yang lalu, aku pernah mengambil buah markisa tak bertuan di pinggir jalan. Pohon markisa itu merambat pada pohon kersen yang sekarang kedua pohon ini sudah ditebang, hilang sama sekali bekasnya. Sesampainya di rumah, kubuat jus markisa yang kuolah sendiri secara sederhana. Dengan tambahan gula pasir dan air dingin, jus tersebut terasa menyegarkan diminum di siang hari yang panas. Ampas dari minuman tersebut kubuang ke belakang rumah. Tak kusangka, dari biji-biji markisa itu kini tumbuh besar hingga memanfaatkan bambu-bambu yang doyong sebagai media hidup mereka. Buahnya cukup banyak. Terkadang suatu ketika beberapa buah yang sudah masak berjatuhan ke tanah. Warna kulit buah yang kekuningan ini menandakan buah tersebut sangat pas dijadikan jus. Rasanya lebih mantap dibanding buah yang matang karena disengaja (diembu-bahasa Jawa).

Tak hanya markisa yang jadi buah komoditas utama di rumahku yang sederhana ini, aku juga sedang mengembangkan pohon alpukat di belakang dan di samping rumah. Kelihatannya masih memerlukan waktu bertahun-tahun untuk bisa sampai berbuah ranum. Kita tunggu saja perkembangannya :)

Doakan ya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar