Blogger news

Pages

Jumat, 31 Desember 2010

Cry


kembang api itu mulai menebarkan pesona di langit
berpendar dan meletup kecil dengan warna orange dan hijau
aku menatapnya dari kejauhan dan tak berani mendekat
dari jauh pun cukup membuat jantungku berhenti sepersekian detik karena suara ledakannya
dan dari kejauhan pula,hujan pun datang
entahlah seberapa lebat
karena tak ada yang mewartakannya
kubiarkan hujan itu turun dengan derasnya
menyapu daun beringin dan akasia yang berguguran di tengah jalan
beserta angin yang membawa kekuatan wingitnya
biarkan hujan itu menyapu ibu kota sejenak
janganlah mengeluh apalagi menyumpahi dengan label apapun
sebab ini ialah perasaan halus yang tak boleh dibantah
katakan saja agar ia tak tertahan di langit atas sana

selepas itu,mari kita lihat pesta kembang api yang tadi sempat tertunda
dan lupakanlah hujan
lupakanlah di penghujung tahun ini
dan untuk tahun depan
dan kalau perlu untuk selama lamanya
karena aku tahu ini sedikit menyakitkan
sehingga lupakanlah
selamanya hujan tidaklah ada yang mengharapkan
condongkan hati ini dan hatimu ke percikan bunga api itu
tengoklah barang sebentar...
Umur percikan api itu taklah lama
tapi mereka membuat siapapun yang melihatnya bahagia.
Mengapa kita tak meniru mereka?

Senin, 27 Desember 2010

Kapan Aku Menggembirakan Allah?

Aku sempat menegurnya tadi pagi.dia pun tersenyum melihatku yang hanya lewat di depannya yang sedang duduk duduk di bangku tua nan berdebu.wajahnya penuh keriput dan gurat kelelahan,namun semua itu tak begitu berarti ketika ia mulai tersenyum.kepada siapapun yang ia temui dan ia sapa.
Rambut putihnya benar benar menjadi bukti otentik kalau dia memang layak dipanggil mbok.orang orang memanggilnya mbok Salamah.seorang janda tua yang hidup sebatang kara tanpa keluarga.

Sedikit ingin berbagi cerita tentang rencananya membahagiakan Allah.Barangkali dia kebingungan jikalau ingin membagi kasih kepada siapa.orang terdekatkah? Dia tak memilikinya.tetangganyakah? Mereka justru hidup lebih mapan dibanding si mbok.sehingga,seperti yang aku lihat tadi pagi: rupanya ia membagi cinta kasihnya kepada makhluk Tuhan bernama kucing.ia memberi makan kucing kucing itu,tak peduli dari mana mereka berasal dan siapa pemiliknya.bahkan,ia rela menyisihkan pendapatan hariannya sebagai pedagang sayur keliling untuk sekedar dibelikan ikan asin.kemudian,ikan asin tersebut dicampur dengan nasi yang ia bawa dari rumah dan diberikan kepada kucing yang ia jumpai di jalan.
Dia sempat menghardik kucing kucing itu tadi pagi gara gara mereka menatap aku berjalan di samping mereka.si mbok berkata,''Cepetan to nduk mangane,aku ndang nang pasar'' (Buruan cepat habiskan makanannya,saya harus segera ke pasar).
Asal kalian tahu,panggilan ''nduk'' sejatinya diperuntukkan untuk menyebut anak kandung perempuan dalam tradisi Jawa.
Sangat mudah ditafsirkan.si mbok telah menganggap kucing kucing itu sebagai anak anaknya sendiri.tak peduli mereka itu hanyalah hewan.tak peduli mereka adalah kucing jalanan.tak peduli uang pendapatannya terkikis untuk memperpanjang umur cintanya itu.

Teringat kata kata ustadzku,Allah menciptakan seluruh makhluk hidup dengan kasih sayang.kalau kita menyakiti salah satu makhluk-Nya,kita berarti sedang menyakiti-Nya.namun,andaikata kita menyayangi makhluk-Nya,maka sejatinya kita sedang menggembirakan hati-Nya.
Aku jadi malu pada diriku sendiri.yang hanya mau berbagi dengan sesama manusia.yang pasti ada maunya.yang terkadang bersyarat.yang penuh keterpaksaan.yang penuh pertimbangan pertimbangan aneh (padahal Allah tak pernah membatasi rahmat-Nya untuk manusia).dan yang ingin dipuji bahkan mengharapkan balas jasa.
Kalau begitu,kapan aku bisa menggembirakan Allah?
Astaghfirullah...

Selasa, 14 Desember 2010

Confession of A Broken Heart


22 tahun lalu,ia menanam bunga biru.
21 tahun lalu pun ia menanam lagi bunga merah.
Kedua bunga tersebut tumbuh subur di halaman depan rumahnya.
Atas rahmat Tuhan,mereka jauh lebih rimbun dari yang dibayang dan diharapkan sebelumnya.
Tapi,tahukah kamu?
Selama rentang waktu itu,dia tak pernah menyirami,merawat bahkan memupuk keduanya.
Dibiarkan begitu saja.
Tak peduli akan layu.
Mati.
Diserang hama.
Rontok daunnya.
Gugur sebelum berbunga.
Hancur akarnya.
Kekeringan.
Tenggelam oleh air hujan.
Goyah.
Hampir tercerabut.
Tumbuh bengkok.
Dipatuk hewan,
maupun tak tersirani oleh guyuran sinar mentari.
Bunga bunga itu tumbuh dengan liarnya.
Berbunga dengan anggun dan molek.
Dan tentang wanginya, membahana hingga ke seluruh penjuru desa dan kota.
Wangi.
Sungguh wangi.
Dan tak pernah memudar.
Tak pernah berubah meski sedikitpun.
Namun...
Kedua bunga itu berjanji tak akan mengharumkannya,dan rumahnya,serta namanya.
Karena bunga itu kini tegak berdiri dan sudah lelah dengan kelakuannya.
Mereka akan tetap tumbuh.
Untuk orang orang yang telah memperjuangkan keduanya.
Bukan demi penanam bunga itu.
Bukan demi dia.
Sungguh bukan demi dia.

Senin, 13 Desember 2010

Di Ujung Sungai Itu

Dan serta merta berkata...
.
.
.
.
.
Cinta itu tak bersyarat.bahkan tak diketahui alasannya mengapa.
.
.
.
.
Kata kata ini pernah menggema di hatiku.
Pembenaran demi pembenaran pun meretas sedikit demi sedikit.
Saat itu,adalah musim bulan purnama.
Lolongan anjing di malam itu terdengar menyalak di antara deruan air sungai yang membentur batuan.
Kau masih ada di situ.
Bersama memadu kasih dengan tinta dan lembaran pinus.
Kau masih ada di situ.
Dan dari ujung sungai itu,masih terdengar menyusup melewati temaramnya lampu malam.
.
.
.
Gonggongan itu sama.tak berubah sedikit pun.barangkali dia hanya ingin bernyanyi,merayakan dewi purnama begitu dermawan menghamburkan sinar lembutnya.
Dan kau masih ada di situ.
.
.
Ia nampaknya tak lelah.
Aku pun (berusaha) tak lelah.
Kini mulai meragu.
Adakah kau masih ada di situ?
Penggerak tinta dan lembaran pinusku?
Pencipta jutaan kilometer cacing di atas lembar lembar pinusku?
Aku mendadak meragu.
.
Lolongan itu masih ada.
Sangat jelas di kedua telingaku.
Sementara lembaran pinus mulai menggigil kedinginan semenjak keraguanku muncul.
Merembet dingin membeku di bagian mendetak di dadaku.
Yang tertinggal hanyalah...
Hanyalah suara di ujung sungai itu.
.
.
.
.
.

Jumat, 10 Desember 2010

Hope


Harap.
Berharap.
Mengharapkan.
Diharapkan.
Harapan.
Tak berharap.
Tolong,jangan paksa aku untuk berhenti berharap.
Aku hidup karena sebuah harapan yang diharapkan.
Tanpa harapan,seseorang limbung tak berpengharapan.
Walaupun harapan itu sampai menembus titik mustahil.
Walaupun harapan itu laksana secuil es yang ditaburkan di padang Sahara.
Walaupun harapan itu selalu dihadapkan pada kekecewaan.
Rasanya aku tak berdosa untuk berharap.
Harapan yang diharapkan semua orang.
Dan kumohon dengan sangat.
Jangan paksa aku untuk berhenti berharap.
Harapan.
Harapan.
Harapan.
Pasti akan ada harapan untuk orang yang pandai berharap.

My December


Desember.
Aku mengaitkannya dengan sepi.
Sepi ibarat jalan tak berujung.
Yang menyesatkan para musafir yang mulai kelelahan.
Yang membuat tangis mereka makin menjadi jadi.
Yang membuat mereka meneriakkan nama Tuhan mereka dengan tangan tangan menghadap langit.

Desember.
Aku masih mengaitkannya dengan sepi.
Aku kehabisan cerita di bulan ini.
Tinta penaku pun mendadak menguap dan melebur dengan nama Desember yang makin menghitam.

Desember.
Aku mengaitkannya dengan sepi.
Jauh lebih sepi daripada sepasang rel tua di pinggir kota itu.
Rel yang menamparku berkali kali.
Dengan tamparan dingin membeku.
Sedingin karat yang merona di sepanjang perlintasan.
Satu rel berteriak,''Bodoh!''
''Kami tak akan bertemu sampai kapan pun.kalau kami bersinggungan,matilah dunia kalian''

Desember.
Dan aku tak lelah mengaitkannya dengan sepi.
Karena untuk menapaki Januari,sepi itu harus kulewati.walaupun sendiri.walaupun 31 hari itu bukanlah waktu yang singkat.

...dan aku pun belum ingin berhenti mengaitkan Desember dengan sepi...

Tarian Hujan di Awal Dua Ribu Delapan

Genderang baru saja ditabuh.
Gemanya menggelegar memekikkan telinga.
Setelah sebelumnya lampu langit berpendar menawarkan jilatan maut.
...air keberkahan itu pun turun lagi.
Mengelus daun yang berselimutkan debu.
Menciumi rekahan batang kayu yang termakan usia sebelum akhirnya berpelukan dengan bumi.

Ia berjingkat-jingkat lalu merayap di atas genting tempat kita berteduh dan menari gemulai di hadapan kita.
Menari seraya membisikkan seuntai kalimat yang membuatku bertanya tanya.
Sedangkan kamu,,
Hujan,begitu katamu...selalu menjebakku pada pilihan sulit.
Apakah aku harus menembus tarian itu?
Atau menunggu hingga tarian itu selesai dipertunjukkan.

Kau selalu ragu ragu tentang itu.
Meski pada akhirnya kau selalu memilih untuk menunggu tarian itu dengan tatapan nanar.

Dan tarian itu pun belum usai..
Saat kamu mulai gusar,aku pun mulai khawatir.
Apakah momen bisu ini adalah yang terakhir bagiku.
Yang tak akan pernah datang lagi.
Tak pernah datang lagi.
...dan tak pernah datang lagi.

Tarian hujan yang meninggalkan bekas bau harum tanah basah.
Yang membuatku terkapar rindu menunggu penantian tarian semacam itu lagi.
Dengan kebisuanmu.
Dengan kemisteriusanmu.
Dengan tanda tanyamu.
Dengan tatapan nanarmu.
Dan dengan tarian hujan terakhir itu,nampaknya Dia memberiku alasan mengapa aku menjadi pengkhayal tentang hening dan kebisuan itu.

Senin, 29 November 2010

Ki Enthus Susmono

Aku tidak bilang kalau aku tak suka budaya Jawa.bukankah aku sudah menulis di halaman blog sebelumnya bahwa suara karawitan gaib yang dulu acapkali terdengar dari aliran kali Bogowonto,membuat telingaku makin akrab dan nyaman dengan tradisi Jawa tersebut.
Ayahku juga penggemar berat wayang.entah itu wayang kulit,wayang orang,wayang golek atau jenis wayang lainnya.pertunjukan wayang yang kini mulai disesuaikan dengan alur perkembangan jaman,mengindikasikan bahwa wayang-pun mulai berakulturasi dengan berbagai macam hal baru agar ia tak makin ditinggalkan penikmatnya.
Adalah Ki Enthus Susmono,seorang dalang edan nan eksentrik asal Tegal ini merupakan tokoh pengurip-urip kebudayaan yang sangat kusukai.setiap kali ia mementaskan wayang golek,selalu saja ia menyelipkan isu terbaru yang sedang berkembang di masyarakat.pada saat Mbah Surip sedang naik daun,ia pun menyanyikan lagu Tak Gendong sebagai selingan pertunjukan wayangnya.begitu pula pernah mengangkat judul Keong Racun.salah satu contoh pertunjukan wayang kontroversialnya berjudul Udud Dulu.disampaikan dengan bahasa Tegal kasar dan nyeleneh,acara tersebut mengundang gelak tawa bagi penontonnya.lucunya,pertunjukan 'ruag'nya itu diselenggarakan dalam rangka khaul mbah Mataram,seorang kiai dari Kabupaten Tegal.
Udud Dulu merupakan penampilan wayang golek baru baru ini dan didalangi langsung oleh beliau.ditemani oleh tokoh Santo,Ijeh dan Rini (dua terakhir sebagai Sinden).bercerita tentang calon wakil rakyat yang frustasi akibat tak terpilih menjadi wakil rakyat.sehingga,ia menarik kembali sumbangannya yang pernah diberikan kepada masyarakat,yaitu masjid.masjid itu lalu dijual.uangnya digunakan untuk membeli ciu (minuman keras) dan ia pun lalu mabuk di depan masjid,pesantren sebagai bentuk protesnya karena ia telah gagal dalam pemilihan wakil rakyat.
Sekilas,pertunjukan ini seperti menyindir perilaku calon wakil rakyat yang gemar nyogok.memang begitu.tak hanya itu,acara ini juga menyindir mereka yang berkali kali merokok bahkan saat sedang melaksanakan tugas.oleh sebab itulah wayang ini diberi judul udud dulu (merokok saja dulu lah,bhs Ind).
Bukan ki Enthus kalau pertunjukan wayangnya berbahasa datar datar saja.berikut adalah contoh kalimat berbahasa Tegal kasar yang beliau ucapkan selama acara berlangsung:
-Bubar kumpul bojo paling penak udud dulu.
-Gawe anak paling penak diwolak walik.
-Ijeh,kiye ana apa.barsele ana apa?gabreg gabreg...waduke dilebag!!!
-Sing nembang aja sing tuwa.kisut kisut nembang.lalu Ijeh membalasnya,'kisut raimu'.
-Aku jengkel tenan.ndaftar DPR ora dadi.ra nana sing milih,kunyuk...
-Ra sah tuku (ciu) maning,pemborosan.diisi nganggo uyuh bae.
-Kie (botol yang diisi air kencing) arane bir cap j******
-Rini,ra gelem nembang,kapethuk botol!
-Tenjengi botol sisan.
Cobalah tonton videonya di YouTube.dijamin,mengundak gelak tawa dengan guyonan agak tabu khas Tegal.

Minggu, 28 November 2010

Jangan Boros Perasaan

Pernahkah suatu ketika,kita baru saja putus dengan pacar kita. Lalu,apa yang terjadi selanjutnya?menangis semalam suntuk,membakar semua barang barang pemberiannya,tiba tiba rajin sholat dan berdoa,menulis di diary sampai berlembar lembar seperti novel,mendadak doyan makan,mengurung diri di kamar,dan jadi hobi bersumpah serapah di status facebook.padahal,status itu dibaca oleh semua teman kita.tak terbayangkan,mereka yang bermaksud facebookan untuk mendapatkan kesenangan malah jadi ikut ikutan stres dan sebel gara gara membaca status kita yang tak enak dibaca itu.
Pernahkah kamu membaca sebuah kata bijak?
''Janganlah kamu mencintai seseorang 100% kalau kamu tak mau kehilangannya 100% pula''.
Ingatkah juga?
Ketika kita masih mencintainya,kita memujanya ibarat dewa/i cinta,(katanya) kita tak bisa hidup tanpanya (belagu bener,emang yang ngasih makan selama ini siapa?),kita merasa beruntung pernah memilikinya,kita merasa dunia hanya milik kita berdua (yang lain ngontrak),dunia penuh ditumbuhi bunga bunga,dan semua gombal gembel lainnya.
Lalu,bagaimana 'nasib' kata kata di atas saat kita dikecewakannya?di mana bunga bunga itu?di mana sosok malaikat yang kemarin lusa kita agung agungkan? Malaikat itu kini 'berubah' menjadi hewan berkaki empat disertai sumpah serapah mirip kutukan seorang ibu kepada anaknya,Malin Kundang.

Pernahkah mencoba memikirkannya sejenak?kita saja yang (katanya) sudah dewasa masih plin plan dalam bertindak dan bercakap.kalau kemarin katanya sehidup semati,lalu mengapa sekarang kalimatnya berubah jadi aku hidup kamu mati aja dah?
Sebagian orang mengatakan model orang kaya gini tuh lebay.LlL3ÉBbB@åâYÝyboøökk....

Kemudian mungkin ada yang memprotes,''Lho Gus,itu kan masalah perasaan''
Hahahahahahagz...
''Ya biasa aja kali nenk punya perasaan.ga usah berlebay lebay ria macam itu.toh,kita semua setuju kita sangat muak dengan kata kata yang 'terlalu gombal'.juga merasa tak nyaman dengan kata kata sumpah serapah.

Untuk Mr&Mrs Boros Perasaan (maaf saya menyebutnya demikian).....
Bahkan Nabi kita mengajarkan.terlalu boros itu tak bagus,terlalu hemat pun tak bagus.terlalu keras tak baik,terlalu halus pun tak baik.dalam menjaga perasaan pun kurang lebih sama,terlalu mencintai tak bijak,terlalu membenci apalagi.
Marilah terus belajar untuk berusaha hidup di ''tengah tengah''.karena bumi ini adalah lahan yang disediakan Tuhan untuk kita pelajari.

Sabtu, 27 November 2010

The Walk

Pagi ini sungguh membawaku kembali ke masa 17 tahun yang lalu.waktu itu,aku masih TK.betapa bahagianya aku waktu itu.yang ada dalam pikiranku hanyalah main,main dan main.masih kuingat betul,jajan favoritku saat itu adalah lontong sate yang dijual tepat di depan pintu gerbang sekolah.saking seringnya aku berlangganan di situ,si penjual sampai hafal aku dan namaku.tiap kali akan membeli lontong sate,beliau memanggilku ''cah bagus''.andaikan aku tahu makna sebutan itu,mungkin aku akan jumawa saat itu :) harga satu porsi masih seratus rupiah dan porsinya sangat banyak bagiku.setelah bel istirahat berbunyi,biasanya aku langsung berlari ke pinggir jalan untuk membeli makanan kesukaanku itu.lalu,aku memakannya di lubang besar di bawah tempat bermain berbentuk luncuran (plorotan) bersama teman temanku.ramai ramai.sambil makan,sambil adu cerita tentang acara tv yang kita tonton semalam.seru sekali.
Plorotan memang tempat bermain favoritku,bahkan hingga sekarang,aku sangat menyukainya.tiap kali aku bernostalgia dengan permainan tersebut,rasanya seperti meluncurkan segala masalah dan kepenatan pikiran agar lenyap seketika.itu permainan kesukaanku dan tahukah kamu,permainan apa yang sangat aku takuti? Adalah panjat tali.yaitu tali yang dibentuk kotak persegi dalam jumlah banyak,sedemikian rupa sehingga bisa dinaiki anak kecil hingga ketinggian 3 meter.aku tak berani mencobanya hingga aku keluar dari TK itu.dan ternyata,'bekas'nya masih kurasakan sampai sekarang: aku takut dengan ketinggian :D

Ada sebuah rutinitas yang biasa diselenggarakan TK Batik di hari Sabtu,yaitu olahraga.olahraga-nya pun tak seperti sepak bola,basket,voli dll (balita segitu mah mana tau permainan begituan?).sederhana saja,yaitu mengelilingi komplek.dimulai dari TK Batik,berjalan ke selatan melewati RS Panti Waluyo,depan Perum Perhutani,lewat jalan sebelah barat patung WR Soepratman dan kembali lagi ke TK.selama perjalanan,kita 'dikawal' oleh guru guru dan para orang tua.merekalah yang paling 'cerewet' apabila barisan kita tidak rapi atau kita berada agak ke tengah jalan raya.seusai olahraga,biasanya pihak TK menyediakan minuman dingin dan cemilan.pokoknya,seperti ga ada yang ga enak waktu aku masih berumur 5 tahun itu.
Dan pagi ini,saat aku akan membeli pulsa,aku melihat anak anak TK itu bersama para guru dan orang tua mereka.teringat kembali,17 tahun yang lalu,aku ada di antara mereka.

Jumat, 26 November 2010

Gemuruh


Gemuruh terdengar lagi...
Jauh di utara dan tak bisa digapai...
Suara menggelegarnya menyeringai...
Mendentum dan membelah langit serta siapapun yang punya hati...

Gemuruh itu datang lagi...
Aku masih ingat,kau berlari kencang untuk menyelamatkan diri...
Di tengah jalan yang sepi...sendiri...
Aku ingat betul di setiap memori...
Yang kau ukir mulai dari pagi,hingga senja menghampiri...

Gemuruh itu datang lagi...
Dan kini...
Kau sudah tak ada di jalan itu lagi...
Mungkin selamanya,ataukah hanya untuk hari ini...
Atau kuberestimasi...
Kau sudah menyatu dengan gemuruh pagi...
Ya...
Mungkin...
Demikian...
Hingga kumenyerah...
Menanti...
Menanti...
Menanti...
Datangnya gemuruh itu lagi...

Sabtu, 20 November 2010

Memoir,Here I Come


Lama betul aku absen dalam dunia tulis menulis.kini,mulai giatnya menulis cerpen,harus dibarengi dengan giatnya nulis skripsi dan memoir.okelah,hidup terlalu singkat jika dihabiskan hanya untuk berkeluh kesah.
Sejak dulu,apa yang aku inginkan sederhana.aku bisa menulis buku dan dibaca orang banyak.seperti Anne Frank (prestasinya memang menggiurkan untuk ditiru.kalau jalan hidupnya mah ogah).dan guru bahasa Inggrisku mengatakan bahwa aku sebaiknya membuat memoir saja.Laskar Pelangi adalah salah satu memoir rasa Bangka-Belitung yang kini menjadi terkenal di seluruh bumi Nusantara.padahal,di balik semua itu,tersimpan kenyataan pedih si penulis tentang potret pendidikan yang serba kekurangan di masa itu.
Dan aku percaya.semua orang pasti punya cerita.entah biasa entah unik.entah hambar entah mengagumkan.banyak sekali ide cerita yang tak sempat diutarakan,sehingga hilang dan lapuk oleh ingatan empunya.sedangkan aku tak mau ini terjadi padaku.semua harus tersimpan! kalau saja otakku tak muat menampung,memoir itulah yang harus jadi pelarianku.
Bahan cerita untuk anak cucuku kelak.cerita di saat semuanya telah berubah,jaman dan gaya hidup telah berubah.saat di mana cerita masa remajaku dianggap asing oleh generasi nanti.sebagaimana cerita jaman kependudukan Jepang dianggap asing oleh generasi sekarang.
Dan semua orang pasti punya cerita.semua ini tergantung pada bagaimana orang tersebut membukukannya dengan baik dan dikenang oleh orang lain karena memoir peninggalannya.
Banyak hal yang akan menjadi klasik di saat membuka halaman demi halaman.merasa klasik sebab kita tak mampu kembali di masa itu lagi,sedangkan masa itu adalah masa terindah dalam hidup kita.

Again Again Again

Anjing anjing itu menggonggong lagi.tepat lewat malam.
Gonggongannya menembus jarak puluhan kilometer di tengah keheningan malam yang beku.
Hanya suara jangkrik tanpa tenggeret.
Ya Allah,,,
aku memimpikanmu lagi.
Sungguh aku memimpikanmu lagi.
Melihatmu begitu dekat dan nyata,namun hilang seketika saat sepasang anjing itu menyalak.
Aku memimpikanmu lagi.suatu hal yang menjadi harapan terbesarku saat akan tidur,namun jadi penyesalan terbesarku saat aku terbangun.
Di antara gonggongan anjing pinggir sungai itulah,aku tertegun pada ini semua.aku tak tahu harus bersyukur atau menyesal bertemu denganmu tadi.
Sebab kau ternyata memang dua dimensi dalam imajinasiku.
Selamanya..

Untuk temanku yang tak tahu kini ada di mana.i hope you in God's protection always :)

Selasa, 16 November 2010

Lebah di Sarang Pencoleng


Nampak garang maupun lemah mendayu,mentari merusak kumpulan kumulunimbus.menyusup,memecah butiran es,menyerap kabut bergelayut dan membunyikan tenggaret di ujung bukit.
Dedaunan itu tak mau berguguran.akan hanya tetap mencengkeram dahan yang kuning menua.memaksa terikat meski angin menghajarnya.tak hanya sekali.dua kali.tiga kali maupun ratusan kali.
Para pencoleng pun telah bertobat di balik tembok berlumut.mereka mendendangkan harokat harokat buta.menyepuh wajah mereka dengan warna kuning.berbaur pendaran sinar orange menampak keremangan.mereka merasa lapuk menyelundup tiap kamar dan bilik jendela.menjebol tudung saji atau merasuki lubang kuningan tembaga.
Sang penjelajah malam pun tak mau berbalik ke belakang.memodifikasi ujung celana mereka dengan rendaan motif kotak melingkar tak berujung.menundukkan pandangan mereka meskipun mereka laki laki.memanjangkan pakaian mereka walaupun mereka laki laki,serta merapikan juntaian rambut mereka dari dahi.mereka lalu bersinar dalam kepucatan.
Lebah itu berteriak bahkan tertawa.aku mengenal suaranya,bahkan bahasanya.berbaur dengan para pencoleng dan para pejalan malam,serta manusia yang kerasukan roh malaikat.lebah kian berdengung dan menyalak.kepakan dua pasang sayapnya begitu aku kenal.serta ia memuji-Nya dengan caranya.ia mengagumi ciptaan-Nya,juga dengan caranya sendiri.
Mulutku hanya diam.memecah mozaik ciptaannya yang disebarkan ke dunia sekitar untuk diterjemahkan.rupanya,mempelajari mozaik itu tak semudah mempelajari bahasanya.ia tak menghinaku karena itu.tak lain dan tak bukan hanya diam dengan sedikit calon dengungan tak terpatahkan.lebah itu di antara pencoleng dan para makhluk yang kesurupan roh.
Lebah pun raib secara gaib.meninggalkan jejak di hari kemerdekaan yang begitu dikenang.tiada lagi dengungannya maupun celotehannya dengan bahasanya.bahasa yang hanya bisa kupahami,tak seorangpun di dunia yang sanggup.aku yakin itu!
Lebah di antara bajingan bajingan malam yang telah bertobat.dia pun terbang bebas dengan arah tentuannya.tak bercakap,tak berijin,tak bersenyawa,dan tak berdengung.
Lebah tersebut telah kehilangan dengungannya.untunglah tintaku telah merendam dengungannya.tak apalah aku menjadi kuli tintanya,karena aku begitu menikmatinya.
Lebah itu pun terbang menuju matahari terbenam

Senin, 15 November 2010

Grattis På Födelsedag


Dulu,kita memang sering bertengkar.
Marah marahan hanya karena hal sepele.
Uniknya,beberapa menit kemudian,kita akrab kembali.kita mau makan di satu meja lagi.
Dulu,kita sering berlari lari,melewati sawah,hujan hujanan bareng,mencari keong,membakar ketela pohon,mencuri rambutan tetangga,membeli sesuatu bersama sama ke warung,bermain di kali,mendirikan tenda di depan rumah sampai kita diganggu hantu.
Entahlah,semuanya cepat berlalu.
Tapi,semua itu rasanya baru kemarin,hanya saja sekarang sudah tak bisa kita melakukannya lagi.
Kita sudah dewasa.tak boleh menangis lagi.tak boleh marah marah lagi.
Dan...kita harus bersama sama mengarungi samudera dunia dengan kekuatan yang kita miliki.
Kemarin,aku menapak jenjang menuju kedewasaan.kini,giliranmu: Grattis På Födelsedag.selamat ulang tahun adikku.
Aku tahu ini teramat sederhana.tapi,aku cuma ingin kamu tahu kalau kamu tak bisa tergantikan oleh apapun.
Semoga Allah mencurahkan rahmat dan kenikmatan-Nya kepadamu.selamanya.
Selamat ulang tahun,adik.everybody loves you.
with xoxo

Minggu, 14 November 2010

Satu Doa


''berusahalah.meskipun kekuatan kita hanya sebatas lambaian tangan,namun dengan lambaian itulah kita bisa menghentikan bus raksasa.dan ia pun berhenti untuk kita.maka berusahalah''

Bagiku,hal yang menarik adalah menulis.tak peduli bagaimanapun hasilnya itu.tak peduli orang menganggap apa profesi menulis itu.tak peduli bagaimana masa depan penulis itu.aku nyaman dengan diriku sendiri,walaupun terkadang dipandang sebelah mata oleh orang lain.daripada dipuja dan disanjung sanjung oleh orang lain,tapi aku bukan menjadi diriku sendiri.

Dalam hidupku,menulis adalah sesuatu yang kuyakini dapat membuatku tampak jauh lebih muda dibanding teman yang selalu mengolok olok hobiku ini.dan aku sangat bersyukur dengan bakatku ini.
Rencana jangka menengahku adalah,aku ingin membuat antologi cerpen ciptaanku sendiri.entah berapa buah cerpen yang akan kujilid nanti.mungkin antara sepuluh hingga lima belas buah.sedangkan hanya 4 buah yang sudah aku selesaikan.satu di antaranya,telah berhasil menjadi sepuluh besar lomba penulisan cerpen favorit se-Jawa Tengah yang diselenggarakan universitasku.cerpenku itu berjudul ''Senja di Sangkar Merpati'',sebuah ironi tentang kesederhanaan yang masih menyisakan celah kebahagiaan bagi sebuah keluarga.
Baru baru ini,aku mendapat sebuah ide.sederhana sebenarnya.tentang saudara kembar yang saling mendoakan sesamanya.ditinjau latar belakang mereka,mereka akrab sejak masih bayi.bahkan kebiasaan mereka mengejar bulan purnama untuk berdoa di bawahnya,mengundang anggapan syirik saat sikap keduanya itu diketahui teman teman pesantren.padahal,mereka berdoa hanya kepada Tuhan.berdasarkan niat.bukan meminta bantuan kepada bulan purnama atau makhluk selain Allah.
Doa mereka selalu terkabul.(hati mereka bersih menjadi salah satu alasannya).namun tak jarang pula doa mereka tak didengar Allah kalau mereka berdoa seraya berencana berbuat maksiat.bukankah Allah mengetahui apa yang kita tampakkan maupun yang disembunyikan?
Cerita ini aku tutup dengan satu doa yang dikabulkan pada saat yang tidak tepat.hingga salah satu dari mereka menyesalinya.
Antologi ini mungkin kuberi nama Satu Doa.sebuah judul yang mengingatkan kepada kita semua bahwa setiap ucapan adalah doa.kita tak tahu kapan doa kita terkabul.namun,tak lepas dari semua itu,berusaha sebisa mungkin agar doa yang kita ucapkan mengandung kebaikan untuk kita sendiri dan tentunya untuk sesama.

Selasa, 09 November 2010

Try To Be Chinese!

Malam ini perutku tiba tiba bermain musik country.hawa dingin membuat banyak energi berupa kalor dari tubuh dilepas agar tetap menghangatkan badan.hasilnya,kaloripun cepat terkuras.bahasa awamnya lapar.karena di rumah sedang tak masak (mbah lagi mogok) aku akhirnya keluar untuk beli makan.tujuanku adalah penjual rames di sebelah utara buh pandekluwih.selain masakannya enak,memang hanya ini aku sering berlangganan.sesampainya di sana,aku kebingungan: kok penjualnya ga ada?clingak clinguk koyo kethek ditulup.tiba tiba ada seorang laki laki seumuran SMA mendatangiku dan menanyaiku,aku mau pesan apa.otomatis aku bilang saja aku memesan rames dan tongkol.dia pun segera meraciknya dengan cekatan.dalam hatiku,yang benar saja.laki laki setampan dia mau mengerjakan pekerjaan menjual rames yang biasanya dilayani bapak tua itu.penampilannya keren.baju lengan panjang plus celana jean stylish,lengkap dengan ponsel Nokia touchscreen berbasis Symbian.beda jauh dengan perawakan bapak tua itu yang nampak sederhana.
Di sisi lain,ada seorang perempuan yang sedang sibuk mencuci piring dan gelas di sebelah gerobak rames itu.lagi lagi,aku dibuatnya tak percaya.mayoritas laki laki pasti setuju denganku kalau dia itu sangat cantik.namun,mengapa dia mau mengerjakan tugas mencuci piring itu?bukankah ada pembantu yang siap melakukannya?kulihat,di tangan dan lehernya berkilau emas.sedangkan kedua telinganya disumpal headset.ia pasti menikmati pekerjaan itu.dan pastinya lagi,ia bukan 'pembantu biasa'.
Dan aku masih heran sampai sekarang...
Kata guruku,dalam masalah semangat kerja,tirulah orang Cina.mereka tak mau senang senang sebelum benar benar sukses.beda dengan orang Jawa yang suka mengumbar kesuksesan (meski dalam point lain,itu baik).misalnya mendapatkan uang banyak.kalau orang Cina,mereka menabungnya dan tak akan bersenang senang dengannya sampai kaya.bedanya,orang Jawa 'gatel' pengen nraktir teman teman sampai puas.habis itu puasa berapa hari.
Inilah perbedaan mendasar yang tiba tiba muncul di otakku sejak melihat mereka berdua.ganteng dan cantik,namun tak mengenal kata menyerah dalam berusaha keras.salut!

Senin, 08 November 2010

Merapi Catastrophe

Jumat,5 November 2010 nampaknya menjadi letusan salah satu gunung berapi teraktif di dunia,Merapi.letusan itu sekaligus diestimasikan oleh para vulkanologi sebagai letusan terdahsyat sejak 1 abad terakhir.nyata saja.abu vulkanik gunung yang tingginya tak sampai 3 km ini sampai ke banyumas.bahkan berita online menyebutkan debu tersebut terbang sampai Bandung dan sebagian wilayah Jawa Barat lainnya.
Hari itu,aku sengaja pulang untuk memastikan keadaan rumah baik baik saja.di perjalanan,aku sudah tak terperanjat lagi dengan abu yang jumlahnya mencapai jutaan kubik menutupi badan jalan raya,atap rumah,gedung gedung dan menghancurkan sebagian besar pepohonan.hampir semua orang di dalam bus memakai masker.kata sms yang dikirimkan secara beruntun,debu vulkanik itu kalau diamati melalui mikroskop,maka akan nampak seperti benda yang ujungnya runcing.kalau masuk ke mata,akan merusak kornea dan jika terhirup dalam jumlah yang banyak,akan melukai organ pernapasan karena bergesekan dengan paru paru.siapa pula yang tak miris mendengarnya?
2 hari di Purworejo,membuatku mengambil kesimpulan kalau kota ini keadaannya memang lebih parah dibanding Yogyakarta.hal ini disebabkan tiupan arah angin yang mayoritas berhembus ke arah barat.sehingga kota yang memperoleh imbas terbesar dari gempuran abu vulkanik ini adalah Magelang dan Purworejo,kota kota terdekat yang berada tepat di sebelah barat Yogya.bahkan di Muntilan,sudah jarang dijumpai pohon hidup.semuanya layu dihajar Merapi.
Ada hal yang aku sesalkan tentang kotaku ini sejak perjalanan 2 hariku kemarin.sejak hari pertama kejadian dan hari hari selanjutnya,pemerintah daerah sepertinya adem ayem terhadap kondisi masyarakat sekitar.mereka seolah tak responsif kepada masyarakat yang bisa jadi belum semuanya sudah siaga bencana,terutama masyarakat pedesaan.malah,masyarakatlah yang berinisiatif membersihkan jalan jalan dengan pompa air,sekop,sapu dll agar abu tersebut tak mengganggu pengguna jalan.semua ini mereka lakukan secara swadaya tanpa bantuan pemerintah sedikitpun.sebagian dari mereka membeli masker di apotek kemudian dijual kembali ke masyarakat yang membutuhkan.masyarakatlah yang bergerak.masyarakatlah yang berpikir kreatif.aku bangga dengan masyarakat Purworejo yang masih menjunjung tinggi nilai gotong royong dan kekeluargaan.
Nah,di manakah peran pemerintah daerah?hanya dekat dengan masyarakat saja kalau akan ada pemilihan kepala daerah?dekat kalau Purworejo sedang aman aman saja?dekat kalau ada maunya?
Itulah mengapa banyak dari masyarakat yang mulai krisis kepercayaan terhadap pejabat tinggi negara,terutama pemerintah daerah.

Kamis, 28 Oktober 2010

sparks fly


The way you move is like a full on rainstorm
And I'm a house of cards
You're the kind of reckless
That should send me runnin'
But I kinda know that I won't get far
And you stood there in front of me
Just close enough to touch
Close enough to hope you couldn't see
What I was thinking of

Drop everything now
Meet me in the pouring rain
Kiss me on the sidewalk
Take away the pain
'cause I see sparks fly whenever you smile
Get me with those green eyes, baby, as the lights go down
Give me something that'll haunt me when you're not around
'cause I see sparks fly whenever you smile

My mind forgets to remind me
You're a bad idea
You touch me once and it's really something,
You find I'm even better than you imagined I would be.
I'm on my guard for the rest of the world
But with you I know it's no good
And I could wait patiently but I really wish you would...

Drop everything now
Meet me in the pouring rain
Kiss me on the sidewalk
Take away the pain
'cause I see sparks fly whenever you smile
Get me with those green eyes, baby, as the lights go down
Give me something that'll haunt me when you're not around
'cause I see sparks fly whenever you smile

I run my fingers through your hair and watch the lights go wild.
Just keep on keeping your eyes on me, it's just wrong enough to make it feel right.
Lead me up the staircase
Won't you whisper soft and slow?
I'm captivated by you, baby, like a firework show.

Drop everything now,
Meet me in the pouring rain,
Kiss me on the sidewalk,
Take away the pain
'cause I see sparks fly whenever you smile.
Get me with those green eyes, baby, as the lights go down
Give me something that'll haunt me when you're not around
'cause I see sparks fly whenever you smile

The sparks fly...
Oh, baby, smile...
The sparks fly...

Ngalap Berkah Tahu Kupat


Di sebelah selatan pondok pesantrenku, ada sebuah rumah makan tradisional yang baru saja dibangun. Umur tempat itu baru saja setahun. Setahun sebelumnya, tempat itu hanyalah berupa areal persawahan. Kini, lahan yang dulunya hijau itu berubah menjadi rumah berseng modern penuh dengan warna warni. Setiap jam makan siang dan sore datang, banyak pengunjung berdatangan ke tempat itu untuk sekedar mengisi perut dan menikmati hidangan yang katanya asli Magelang itu. (mengenai klaim asal muasal makanan tersebut, pak kyai pernah mengkritisi. Katanya asli Magelang, masa ketupatnya diproduksi dan didistribusikan oleh orang Sumbang ke tempat itu –Sumbang adalah daerah pedesaan di Purwokerto Timur. Tak jauh dari pondok pesantrenku).
Sebagai rumah makan baru yang rencananya membidik pasar mahasiswa dan eksekutif muda, rumah makan “Pabuaran” ini tentunya harus memikirkan strategi yang sesuai agar cukup menarik konsumen baru. Salah satu strategi yang nampak oleh orang awam adalah dipasangnya fasilitas Wi-Fi. Wi-Fi yang tersedia di tempat ini diharapkan dapat membuat pengunjung betah berlama-lama berada di dalamnya serta ‘tanpa terasa’ menikmati porsi yang lebih dibandingkan jika tidak tersedia fasilitas tersebut. Suasana sekitarnya yang masih dipertahankan yaitu sawah milik warga setempat, menambah yakin bagi siapapun kalau tempat ini mempertahankan konsep back to nature.
Uniknya, tak hanya pengunjung “Pabuaran” yang merasakan berkah fasilitas koneksi internet nirkabel ini. Kami, santri-santri juga menikmati hal serupa. Hanya saja, sinyal tersebut bisa diakses oleh penduduk lantai 3. Sedangkan di lantai 2 apalagi lantai 1, tak ada jaringan sama sekali. Sehingga, kalau mau berseluncur di dunia maya secara cuma-cuma, naiklah di lantai 3 dan tersedia akses internet sampai puas dengan koneksi yang lumayan cepat. Cukup puas, setidaknya hingga jam 10 malam.

The Good Brother In Him


Sebelum merasakan dunia pesantren, sesungguhnya aku sudah tahu kalau kehidupan di dalam lembaga tersebut menyimpan berbagai macam cerita yang suatu saat nanti pantas dibanggakan dan layak diceritakan kepada anak cucu kita kelak. Mulai dari cerita yang menggembirakan atau menyedihkan sekalipun. Saat menegangkan berhadapan dengan pak kyai langsung maupun tertawa lepas bersama teman-teman karena guyonan khas pesantren yang tak semua orang awam bisa memahaminya. Merasakan nikmatnya makan nasi dengan ber‘lauk’an sambal terasi dan sayur seadanya hingga makan nasi kuning bersama seraya memperingati perayaan kelulusan teman. Semua ada di balik tembok pesantren yang dingin dan sedikit kaku.
Aku punya teman. Namanya Ibnu Muttaqin. Dia berasal dari Dawuhan Kulon, Kedungbanteng, Purwokerto. Dia adalah teman seangkatanku masuk ke Unsoed dan pesantren ini. Dalam kesehariannya, dia sama saja dengan teman-temanku yang lain. Mudah bergaul dan akrab dengan yang lain. Hanya saja, satu hal unik yang sedikit membedakannya dengan rekan-rekan yang lain adalah sifatnya terlampau halus. Logat ucapannya yang khas ngapak dengan aksen yang tak meledak-ledak sebagaimana orang-orang Banyumas kebanyakan, menjadikan dia mudah dikenal karena karakteristik janggalnya itu.
Dia amat baik namun sedikit leda-lede. Sehingga seringkali aku menjahilinya. Dan dia hanya berpura-pura sebal/ marah kepadaku sesaat setelah aku menggodanya. Sifatnya yang secara sederhana bisa diterjemahkan “tak bisa marah” itu membuatnya jadi objek candaan. Tak hanya aku, namun juga teman-teman pondok yang lain. Aku dan dia juga memiliki persamaan dalam hal hobi. Kita sama-sama suka menulis. Aku seringkali menantangnya membuat tulisan yang mayoritas berbentuk cerpen. Cerpennya bagus, meskipun beberapa di antaranya aku memprotes gaya bahasanya yang terlampau tinggi. Ia terkadang menyertakan perumpamaan yang seringkali janggal alias tak masuk akal, peribahasa yang tak wajar dan rangkaian kata membingungkan sehingga mengharuskan pembacanya mengulang-ulang satu kalimat dalam hitungan menit untuk bisa memahami apa yang ia maksudkan. Namun demikian, cerpennya yang berjudul “Robohnya Surauku” masih kuingat jalan ceritanya dan kuakui itu yang terbaik di antara yang pernah ia buat.
Sebuah prestasi yang sebenarnya tak pantas kita sandang ialah kita berdua mewakili universitas dalam lomba Musahabatil Tilawatil Qur’an. Dalam lomba itu, ada 3 cabang perlombaan, Qiroatul Qur’an (membaca Qur’an dengan nada tertentu), Hafidzul Qur’an (hafalan Qur’an) dan Tafsir Qur’an. Nama kita tercantum dalam cabang lomba terakhir, tafsir Qur’an. Hanya kita berdua. Sungguh, hanya kita berdua. Kita maju di depan juri yang berkompetensi tinggi dalam mengkaji Qur’an dalam waktu yang bergantian. Parahnya, salah satu syarat yang tidak kita ketahui dari awal perlombaan adalah kita wajib menghafalkan beberapa juz sebelum resmi kita ‘boleh’ menafsirkan Qur’an. Jdeer...kita tak punya modal hafalan apapun selain Juz ‘Amma. Yah, dengan modal seadanya itulah kita nekad maju. Hasilnya, para juri pun mengkritisi hafalan kita yang kalau distandarisasi dengan peserta-peserta lain, masih berada di bawah standar yang ditentukan. Anehnya, dengan penampilan seadanya itu, aku diganjar dengan gelar Juara Pertama sedangkan Ibnu berada di posisi runner-up. Ya begitulah, pesertanya hanya ada dua. Mau bagaimana lagi? Hahahaha...
Agustus kemarin, Ibnu baru saja menyandang gelar kesarjanaannya. Dia memang sengaja mengakselerasi proses pengerjaan skripsinya dengan alasan tak mau berlama-lama menjadi beban keluarga. Setelah lulus, dia pun berencana untuk meneruskan pendidikannya di pesantren. Atas saran dari pak kyai, dia disuruh belajar di pondok pesantren di Banten, tempat dulu pak kyai menimba ilmu saat masih remaja. Malam ini, saat sebelum aku menulis catatan ini, aku menyempatkan waktu beberapa jam untuk ngobrol sejenak bersamanya. Sebelum ia pergi setidaknya, aku punya waktu untuk meminta maaf kepadanya. Sering bergaul, sering bercanda dan sering mengerjai, pastinya sering berbuat kesalahan.
Semoga kamu menuai kesuksesan di setiap keputusan hidup yang kamu ambil, sobat.

Selasa, 26 Oktober 2010

We R Who We R


Jangan heran dulu. Tulisan ini hanyalah menceritakan soal judul lagu. Lagu ini dirilis oleh penyanyi electropop Amerika, Ke$ha. Lagu ini termasuk dalam EP-nya yang berjudul Cannibal yang rencananya akan beredar di pasaran bulan November depan. (EP = Extended Play, alias kumpulan lagu-lagu yang belum menemui syarat untuk menjadi album full. Lagu-lagu dalam format ini biasanya hanya berjumlah 3 sampai 6 lagu. Fungsi dasarnya untuk promosi).
Aku ingin menulis sekaligus menceritakan lagu ini sebab latar belakang pembuatan lagu tersebut yang rasanya wajib kita ketahui dan teladani. Lagu ini ditulis dan direkam sekitar bulan Oktober 2010, sesaat setelah peristiwa bunuh dirinya seorang remaja gay bernama Tyler Clementi. Clementi adalah seorang remaja gay berusia 18 tahun. Ia bunuh diri sebab video hubungan seksnya dengan seorang teman laki-lakinya diunggah ke situs YouTube oleh rekan kuliahnya sendiri yang tak suka kepadanya dan kemudian ditonton oleh jutaan orang di dunia maya. Termasuk rekan sekolah, rekan kuliah dan tetangganya. Sejak saat itulah, ia diejek, dimarginalkan oleh teman-teman sekelilingnya sebab ketidaknormalannya itu. Karena tak tahan malu itulah akhirnya ia memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Nah, mendengar kabar inilah, Ke$ha tergerak hatinya untuk membuat anthem bagi orang-orang putus asa dan merasa bahwa hidupnya sudah tak berguna lagi.
Lagu ini secara singkat menceritakan bahwa setiap manusia memiliki keahlian dan keunikan masing-masing. Tak ada manusia yang sama. Bahkan mereka yang kembar sekalipun. Keunggulan itulah yang seharusnya terus dikembangkan dan dijadikan kebanggaan sekaligus menjadi alasan mengapa kita harus tetap saling melengkapi satu sama lain.
Walaupun adanya golongan warisan Nabi Luth itu memang benar adanya, rasanya kita sudah bukan anak kecil lagi yang ketika kita mengetahui ada hal yang aneh atau bertentangan dengan kewajaran, kita langsung men-judge dan mengasingkan pelakunya. Kita sudah dewasa. Dewasa dalam arti sebenarnya. Dewasa dalam hal berpikir dan menghargai perbedaan yang muncul di sekeliling kita. Meskipun perbedaan itu bertentangan dengan berbagai macam norma yang kita anut.

God’s Network


Demam Facebook rasanya belum mau menghilang dari bumi Nusantara ini. Mungkin hampir semua negara di belahan dunia ini juga dijangkiti penyakit biru ini. Dengan adanya wabah inilah, Indonesia berhasil menembus pencapaian sehingga muncul di antara jajaran daftar tangga teratas pengguna Facebook. Indonesia menempati posisi ke 3 pengguna Facebook terbanyak di dunia. (Tetapi aku tak terlalu bangga dengan ’prestasi’ ini). Uniknya, kabar yang aku dapat kalau Amrik baru saja merilis film yang terinspirasi dari pendirian Facebook. Film itu berjudul The Social Network. Anehnya, Mark Zuckerberg tak mau menonton film tersebut dengan alasan materi film itu terlalu banyak dimanipulasi sehingga mengaburkan kebenaran sejarah pendiriannya. Nah, bagaimana dengan Indonesia? Biasanya negeri seribu pulau ini tak mau ketinggalan (baca: latah) info up to date dari luar negeri alias ngejiplak karya negeri orang. Indonesia juga membuat film soal jejaring sosial terlaris saat ini. Judulnya Setan Facebook. Baru mendengar judulnya saja, aku langsung tertawa. Bagaimana tidak? Judulnya terlalu lugas dan official posternya setan gondrong dengan mata menyala. Di samping gambar setan tersebut, ada tulisan ’add as friend’ plus embel-embel ’tambahkan dia kalau kamu berani’ (kurang lebih seperti ini, aku lupa bagaimana tulisannya).
Terkadang orang terlalu memuja Zuckerberg kalau dia adalah seniman teknologi yang menciptakan sebuah terobosan berbasis teknologi informasi mutakhir. Dengan ciptaannya itu, orang tak perlu bingung lagi bagaimana berkomunikasi dengan orang lain yang jauh di sana. Tentunya cara berkomunikasi yang unik dan lain daripada yang lain selain melalui telepon atau saling berkirim pesan singkat. Akhirnya mereka menemukan jejaring sosial tersebut sebagai jawabannya. Aku pun terus terang menikmati kemudahannya bahkan mengaksesnya setiap hari. Tapi, pernahkah terlintas di benak kalian semua kalau suatu saat nanti akan menjumpai masa bosan facebookan? Atau bahkan saat ini sudah mulai nampak gejalanya?
Semua ciptaan manusia memang ada kalanya membosankan. Secanggih apapun, seup date apapun, sebagus apapun. Cepat atau lambat. Ada saat gencar-gencarnya menikmati mengakses teknologi, entah itu PDA, ponsel, netbook, tablet, atau jaringan Wi-Fi, tapi satu dua tahun lagi akan jenuh dengan benda-benda pengusir rasa bosan itu. Niatnya ingin mencari yang lebih baru, lebih canggih dan lebih menjanjikan kesenangan tiada batas. Begitulah tagline iklan-iklan teknologi yang ujung-ujungnya tetap saja ’mengingkari’ janjinya dalam hitungan tahun bahkan bulan. Secanggih Facebook, masih canggih jaringan Tuhan. Aha, tentu saja demikian. Tuhan ya Tuhan, sedangkan Zucerberg hanyalah manusia. Anak TK pun tahu. Barangkali kamu berpendapat demikian. Namun, hanya sekedar tahukah? Bagaimana dengan pengaplikasiannya? Sekali, dua kali atau nol kah? Jawab saja ya. Padahal, jaringan Tuhan justru lebih canggih. Demikianlah pak kyai menjelaskan sekaligus menerjemahkan kelebihan Tuhan dibanding Zuckerberg.

Pernahkah kamu melakukan sholat Dhuha? Namun pernahkah juga merasakan kalau kamu sering melaksanakannya akan tetapi rezeki kok tak kunjung datang kepadamu? Aha. Beginilah jaringan Tuhan. Tuhan itu tak akan mengingkari janjinya. Innallaha yukhliful mii’aad. Terlebih lagi, Tuhan juga tak akan membiarkan hamba-Nya kecewa apabila mereka telah berharap, berusaha dan berpasrah kepada-Nya. Tuhan memang tak memberikan rejeki-Nya secara langsung kepadamu. Namun, tahukah kamu kalau Ia menganugerahkannya kepada ayahmu, ibumu, adikmu, kakakmu, atau nenek kakekmu? Sehingga, di saat yang tak terduga, mereka memberimu rejeki di saat kamu benar-benar membutuhkannya. Dan rejeki itu bukan hanya berupa materi alias uang alias fulus. Kasih sayang orang tua dan keluarga yang begitu mahal harganya (yang tak semua orang bisa merasakannya) termasuk rejeki yang telalu mahal jika dikonversikan menjadi materi belaka.
Di sisi lain, kamu selamat dari suatu musibah. Padahal kamu sadar kalau kamu selalu lupa membaca doa selamat setelah beribadah maupun saat akan bepergian keluar rumah. Tahukah rahasia di balik ini semua? Ayah ibumu tak pernah lupa menyebut namamu dengan doa selamat di akhir ibadah mereka.
Inilah jaringan Tuhan yang akan selalu canggih dan up to date. Tak kan pernah ada manusia yang bisa menandingi atau hanya sekedar menyamai jaringan sosial Tuhan ini. Dan yang lebih penting, bagi siapapun yang percaya akan adanya keajaiban di balik nama Tuhan, mereka tak akan pernah atau merasa bosan dengan jaringan yang satu ini. Pertanyaannya, mengapa orang-orang masih suka melupakan jaringan Tuhan dan lebih asyik mengakses jaringan Zucerberg?

Senin, 18 Oktober 2010

The Blinds

Apakah yang bisa kita dapat dari orang buta?

Menatap keduanya sesungguhnya aku tak tega.seorang ayah bersama seorang putrinya yang sama sama buta.keduanya naik bus yang aku tumpangi.bermodalkan tongkat sebagai 'penunjuk arah',keduanya berjalan tertatih untuk memperoleh tempat duduk di sebelah belakang yang mulai penuh.
Ketika bus sampai di daerah Karanganyar,keduanya tiba tiba muncul di samping tempat aku duduk.mereka berdiri seolah tak merasakan getaran dan goncangan bus yang cukup kuat.sang ayah berkata pelan,mereka ingin diturunkan di depan toko ini oleh pak sopir.sesaat setelah bus berhenti,keduanya turun dari bus dengan dibantu kernet bus.sambil menjejakkan kaki menuruni tangga,keduanya mengucapkan terima kasih (hampir bersamaan) kepada pak sopir yang juga sedang memperhatikan mereka turun.
Aku sempat terhenyak.tak mungkin aku salah dengar apa yang mereka barusan katakan,sebab aku duduk di barisan nomor dua dari depan.

Lalu,bagaimanakah dengan kita?
Sudahkah kita mengucapkan terima kasih kepada orang orang yang telah membantu hidup kita hingga saat ini?

My Beloved Grandma

Untuk nenekku yang mencintaiku dengan caranya sendiri...

Tentang pagi itu.ia hanya menangis mengetahui kepulanganku ke Purwokerto pada hari itu.ia meratapi dengan kesedihan pilunya seolah aku akan pergi untuk selama-lamanya.aku masih ingat betul,tangan kananku ia ciumi dengan ciuman keibuannya.bahkan air matanya pun membasahi punggung tanganku.

Aku bingung harus berkata apa lagi saat itu.
Nenek sempat berkata,ia ingin memiliki panjang umur hingga dapat menyaksikan aku memiliki anak yang bisa ia timang.
Tentang nenekku yang mencintaiku dengan caranya sendiri...

Aku berjanji,aku akan membuatmu bangga suatu hari nanti.

Minggu, 17 Oktober 2010

Aukusti Lemminkäinen

Sebuah catatan kecil tentang sebuah nama.

Aukusti Lemminkäinen.
Semalam aku membrowsing nama nama buat cowok dari negeri Nokia.dan akhirnya aku menemukan 2 suku kata terpisah.
Aukusti merupakan bentuk panjang dari nama Aku yang berarti venerable,honourable,deserve to be honour,alias patut dimuliakan.
Lemminkäinen merupakan salah satu nama dari tokoh dalam mitologi Finlandia.ada pendapat yang menyatakan bahwa nama ini berarti dewa kekuatan yang bisa mengubah pasir menjadi mutiara.namun ada pula yang memaknainya cinta.
Jadi secara general,Aukusti Lemminkäinen berarti orang yang patut dimuliakan karena memiliki cinta.
What a nice name to be.
Olin kohtelias.en halua olla tulma.joten hyvä lapsi.hyvät vanhemmat ja ystävät.pystyy työskentelemään yhtiön Nokia.elämäni on hauskää.
Olen kumea!!

Sabtu, 16 Oktober 2010

J.R.

Tulisan ini aku persembahkan untuk adik-adikku yang sejenak merasakan dinginnya tembok pesantren.

Sempat heran juga.di tengah tengah kumpulan remaja seumur anak SMA dan kuliahan,ada 2 bocah.umur mereka sekitar 13 tahun.sebut saja mereka J dan R.mereka berdua tampak begitu akrab satu sama lain.mungkin persamaan nasib yang menyatukan mereka.kedua orang tua mereka merantau entah ke mana,bahkan dari cerita sesepuh pesantren,salah satu dari orang tua mereka enggan merawat dan membesarkan anaknya itu.
Sepintas,tak ada yang istimewa dari keduanya.mereka layaknya anak kecil pada umumnya.gemar bermain dan suka membuat kekacauan.pernah suatu ketika, si J menyamar menjadi pocong pada suatu malam.wajahnya dipoles dengan bedak super tebal sekaligus memakai kain putih yang menutup semua anggota badan.dan dia patroli pondok di malam hari untuk menakut-nakuti santri-santri lain.salah satu korbannya adalah Uyun.anak SMA kelas III yang sudah kuanggap jadi adikku sendiri ini memang terkenal paling penakut.phobianya terhadap hantu,tempat gelap hingga suara suara aneh kadang susah ditolerir.begitu melihat J dengan kostum pocongnya,ia berteriak sangat kecang hingga terdengar hingga pondok seberang.

Suatu malam,di saat santri lain sedang mengikuti jadwal pengajian di masjid,keduanya malah bersama Asep berada di salah satu kamar santri.R menawari Asep sebuah pertunjukan menarik.Asep pun tertantang untuk melihatnya.kemudian R memposisikan dirinya jongkok.sedangkan J mengitarinya.beberapa saat kemudian,R bersuara menggeram.suaranya berubah menjadi lebih berat.saat itulah J ikut ikutan tak sadarkan diri.keduanya lalu tampak seperti kesurupan.perilakunya pun jadi beringas,mata mereka merah membelalak dan suara yang keluar dari mulut mereka jelas bukan mereka.saat itulah tetua pesantren dipanggil untuk merukyah mereka.

Beberapa hari kemudian,kita penasaran mengenai bagaimana kejadian itu bisa terjadi.dari kedua mulut bocah itu langsung,mereka menjelaskan kalau dalam diri mereka memang berdiam 'inang' (inang dalam bahasa Banyumas berarti jin yang berdiam dalam tubuh manusia.jin ini sengaja dimasukkan untuk melancarkan hajat si empunya).dalam tubuh J,berdiam inang harimau.sedangkan R ada inang kuda.oleh sebab itulah,saat kejadian kesurupan malam itu R bertindak seperti kuda lumping dan J menggeram layaknya harimau.setelah ditelusuri lebih lanjut,paranormal di kampung mereka berdualah yang memasukkan roh jahat itu ke dalam tubuh bocah belasan tahun itu.sebelumnya J dan R diwajibkan tapa kungkum di sebuah sungai dan tapa di kuburan angker terlebih dahulu.mendengar pernyataan mereka itu,aku penasaran dengan keduanya.aku lalu bertanya,untuk apa J dan R rela melakukan itu semua.J menjawab dengan entengnya,''biar menarik hati cewek cewek,mas...''
Astaghfirullah...

Semenjak malam 'kebangkitan' inang itulah kondisi keduanya jadi labil.apabila R marah,maka ia akan kesurupan roh kuda lumping dalam hitungan detik.anehnya,segera setelah R kesurupan, J ikut ikutan kesurupan.keduanya mungkin seperti memiliki hubungan batin yang kuat.sehingga,jika salah satunya kumat,yang lain harus segera dijauhkan agar tidak ikut 'tertular'.
Hingga kini,aku masih sempat tak percaya kalau anak sekecil itu sudah menanggung beban sedemikian berat.entahlah bagaimana keduanya bisa terlepas dari inang mereka masing masing.R menjelaskan,kesurupan mereka dengan kesurupan orang lain sangatlah beda.kesurupan orang lain ibarat memakan makanan beracun yang bisa saja dikeluarkan dengan mudah asalkan ada penawarnya.sedangkan mereka berdua,ibarat transfusi darah.sekali darah diinjeksikan,maka akan tercampur dengan darah tubuh dan susah diurai lagi.
Wallahu a'lam bisshowab.

Jumat, 15 Oktober 2010

Irreplaceable


Mungkin kita pernah mencintai seseorang.
Menyayanginya meskipun ia tak tahu.
Menyebut namanya dalam doa kita di tengah malam.
Menatapnya dari kejauhan untuk sekedar melihatnya tersenyum atau melamun.
Mengharapnya suatu saat bisa bertegur sapa,meskipun hanya sekejap.
Menantinya tak kenal lelah hanya untuk melihatnya berjalan tepat di depan rumah kita.
Membayangkannya,apakah ia sudah makan malam kali ini?
Mengarahkan pandangan ke langit dan hanya melihat wajahnya tersamarkan oleh gugusan bintang dan kabut langit.

Mungkin dia malaikat.malaikat kecil.
Aku menyebutnya demikian.
Teringat kata Peter Parker yang terpesona luar biasa ketika melihat Mary Jane pindah rumah dan menjadi tetangganya di film Spiderman 3.
Ia bergumam,''is she an angel?''

Barangkali,ini hanya mimpi sesaat.
Mimpi yang masih tersisa di saat aku telah terbangun.
Dan mendapati semuanya sudah sirna.
Namun bekas mimpi ini masih tertinggal di salah satu sisi otakku.
Aku melupakannya saat aku bersama teman temanku.
Akan tetapi ketika aku sendiri,dia kembali datang.
Dengan kepakan sayapnya yang selalu dan selalu membuatku terkesima.
Diakah malaikat?

Ponsel

Di antara gundukan apel dan jeruk,pedagang itu kukira sedang menghitung pendapatannya hari ini.atau,menata kantong plastik yang nanti akan digunakan untuk membungkus pesanan pembeli.namun ternyata perkiraanku keliru.beberapa detik kemudian ia tertawa sendiri dan mengangkat sesuatu di tangannya agar ia dapat melihat lebih jelas informasi yang telah membuatnya tertawa itu.si ibu penjual tersebut kegirangan gara gara memperoleh pesan singkat dari seseorang.
Lain lagi dengan tukang becak di Pandekluwih.saat sepi pengguna becak,beberapa dari mereka memilih duduk duduk di dalam becak.usia mereka memang tidak muda lagi.separuh baya lah.namun jiwa mereka layaknya remaja yang sedang dimabuk cinta.sempat kulirik sejenak,ponsel tukang becak itu sungguh aku kenali tipenya.meski bukan tipe keluaran terbaru,tapi aku bisa meyakinkan kalau ponsel jenis tersebut lumayan dipakai anak kuliahan sekalipun.ia pun sibuk mengetik pesan singkat.seolah tak mempedulikan kedua temannya yang berdiri tepat di depannya.
Dan kejadian ini baru saja terjadi,aku berangkat ke masjid untuk sholat Jum'at.seperti biasa,aku berangkat sendirian.di depanku ada beberapa anak pondok berjalan bergerombol nampak lambat langkahnya.oh pantes.di depan mereka ada pak kyai.pak kyai itu memakai pakaian serba putih.dan ia kukira beliau membaca tasbih sembari menunggu sampai ke masjid.ternyata,ada ponsel juga di tangannya.sepertinya beliau juga sedang update status di facebook sebelum sholat Jum'at bermula (hahaha...bercanda).
Ternyata,begitu besar pengaruh ponsel terhadap kehidupan manusia.dan yang pasti,tak mengenal status sosial si empunya

Rabu, 13 Oktober 2010

Boy


Cowok itu bukan ROBOT yang harus menurut dan terus dikendalikan cewek.
Cowok bukan TERDAKWA yang mau terusan terusan dituduh dan dipersalahkan.
Cowok juga bukan INVESTASI JANGKA PANJANG,yang bisa dipilih pilih yang mana yang paling menguntungkan.
Cowok bukanlah BANK,yang ketika bangkrut langsung ditinggalkan.
Dan yang lebih penting,cowok adalah MANUSIA yang juga memiliki hati.memerlukan kasih sayang,kelembutan dan sikap saling pengertian.


Hahahahahagz

Selasa, 12 Oktober 2010

Foe


Aku masih menenteng tas plastik berisi mie instan.hatiku bergumam,tak apakah malam ini aku makan dengan berlaukkan mie instan.dari arah berlawanan,kulihat 2 orang santri putri berjalan.aku berjalan ke timur,mereka ke barat.awalnya,aku tak begitu mempedulikan mereka sebab jaraknya masih cukup jauh.baru setelah agak dekat,aku sengaja melirik mereka (hahaha...casanova soul!).yang paling dekat denganku,dia menundukkan kepalanya hingga tak kulihat wajahnya.sedangkan yang satunya lagi,matanya jelalatan entah ke mana.entah mengapa,aku sedikit penasaran dengan si penunduk wajah itu.

Suatu ketika,aku pernah bertanya kepada seorang teman pondokku.kebetulan ia adalah gus/ putera kiai.aku melontarkan pertanyaan,''mengapa ya kita kok ga tertarik dengan cewek yang bubrah brah (buka-bukaan)?''.dalam hatiku,aku bertaruh dengan diriku sendiri: pasti dia akan kesulitan dengan pertanyaanku ini.
Dengan lantang dan santainya,dia ternyata menjawab,''Ya karena setan yang menggoda kita dengan yang menggoda (para cowok) di luar sana beda''.dia menjelaskan,setan/iblis itu dibagi menjadi beberapa kelas,lengkap dengan tingkatan tingkatan 'kerusakan' yang mereka perbuat.iblis kelas teri,tentu akan menggoda manusia dengan iman yang sekelas teri.begitu pula dengan iblis kelas kakap akan menggoyahkan iman yang kuat sekelas kakap.sebagai contoh,iblis yang menggoda santri akan berbeda dengan penggoda kiai.iblis sekelas santri,dampak 'kerusakannya' antara lain malas mengaji,suka menggoda santri putri,jiwa pembangkang,mudah putus asa,suka bermain di jadwal mengaji dsb.demikian pula kerusakan yang ditimbulkan oleh iblis sekelas kiai,sang kiai bisa jadi memiliki pikiran kalau tidak ada aku yang dakwah di sini,semua penduduk tempat ini pasti akan masuk neraka.ternyata aku sudah menyelamatkan mereka semua.hahahagz...
Tahukah kamu,sikap kiai yang aku gambarkan di atas adalah ujub.ujub atau sombong.padahal,kiai itu hafal betul hadits,''tak akan masuk bahkan mencium wangi surga bagi seseorang yang terdapat sifat sombong dalam dirinya,meskipun hanya seberat biji zarrah/sawi''.
Tak hanya itu implikasinya.setan penggoda orang miskin dengan orang kaya pasti beda.guru dengan murid.orang tua dan anak.laki laki dan perempuan,penyabar dan tukang marah,si cerewet dengan si pendiam,si keren dan si jelek dsb.
Jadi,jangan bangga dulu bagi yang merasa dirinya sudah beriman.atau yang merasa bijak.setan pasti punya celah untuk selalu mencelakakan manusia.karena,innahuu lakum 'aduwwummubiin,mereka (para setan) adalah musuh nyata bagi para manusia.

Minggu, 10 Oktober 2010

Stupid Love

Setiap orang hampir sibuk menyebut hari ini 'cantik',10 Oktober 2010.atau bagi yang suka bermain angka,101010.tapi menurutku ini hanyalah kebetulan saja.tak ada yang cantik.semua terkesan biasa saja.yang cantik hanyalah tanggal muda dan tanggal di saat rekeningku bertambah.hahaha.
Bicara soal cantik,aku jadi teringat tentang seorang teman lamaku.dia bernama Uswatun Hasanah (dalam bahasa Indonesia berarti teladan yang baik).dia adalah mahasiswi D3 Pertanian,seangkatan denganku.menurutku (dan pastinya menurut cowok normal lainnya),dia luar biasa cantik.wajahnya putih bersih,pipinya memerah,tutur katanya halus dan amat ramah.siapa coba yang tak terpukau dengannya?
Awalnya biasa saja.namun,setelah kuperhatikan beberapa waktu lamanya,dia adalah satu satunya santriwati yang datang paling awal ke masjid untuk sholat Subuh berjemaah.bahkan saat sebelum adzan berkumandang.setelah menunaikan sholat sunah qobliyah,dia lalu baca Qur'an.samar samar suaranya terdengar di barisan para santriwan.rupanya,nilai tambah khumaira* itu ada satu lagi: rajin.
Suatu ketika,aku meminta nomor ponselnya dari temanku dan mengiriminya satu pesan singkat.aku tak berharap banyak pesanku itu akan dibalas oleh perempuan secantik dia.eh,ternyata dibalas.kita lalu bercerita mengenai diri kita masing masing.aku terkadang mengiriminya pesan dalam bahasa Inggris sedangkan dia dalam bahasa Arab.kalau dia tak tahu,dia bertanya kepada Mia,putri abah kyai.dari sinilah awal semua santri pondok tahu aku dan Uswah sedang pendekatan.
Gaya pacaran kita mungkin agak berbeda dengan anak remaja kebanyakan.karena kita di pesantren,tentu saja tak boleh bertemu langsung.jadi kita hanya mengandalkan komunikasi melalui pesan singkat.di sinilah,aku mulai jatuh hati kepadanya.dia membangunkanku dengan missed callnya jam 3 pagi untuk sholat Tahajjud.dia mengirimiku pesan pesan nasehat keagamaan agar aku tak melupakan Ilah sejati kita.dan dia,perempuan pertama dalam hidupku yang menelponku saat aku ada di perpus kampus.dia bercerita waktu itu,dia tersipu malu dengan hubungan kita diketahui oleh abah kyai.terutama abah menyinggung soal sms berbahasa Inggris itu.
Bagiku,Uswah memang bukan segalanya (everything),namun dia adalah something yang suatu saat nanti akan kuceritakan kepada anak cucuku.

Senin, 04 Oktober 2010

Station Devil, Damn!!!


Mungkin ini bukan untuk yang pertama kalinya.beberapa hari yang lalu saat melewati stasiun Purworejo lama,aku berprasangka seolah olah memang 'ada' yang sengaja ngerjain aku.tak heran lagi,aku langsung mengkambinghitamkan bangunan tua ini.bangunan stasiun yang didirikan sejak pemerintahan Belanda itu terkesan amat wingit di malam hari.terlebih saat tanpa terang bulan.
Mengenai stasiun itu,sampai sekarang hanya kantor stasiunnya saja yang masih beroperasi untuk jual beli tiket kereta api.sedangkan rel di tempat ini sudah tak pernah lagi dilewati.sebab kereta hanya sampai Stasiun Purworejo di Kutoarjo saja.
Sepulang main di warnet,mau tak mau aku harus melewati tempat itu.sebenarnya ada jalan lain selain melewati stasiun.tapi malah terkesan berputar sehingga perjalanan jadi lebih jauh.singkatnya,dengan keterpaksaan,aku nekat melewati tempat angker itu.awalnya hanya merinding saja (aku jadi teringat,kalau bulu kuduk kita merinding,berarti kita sedang dicolek makhluk halus).untungnya aku tak melihat penampakan apapun (biasanya tanpa sengaja aku terkadang bisa melihat sekelebat bayangan melintas jika berada di tempat spooky.di mana pun ada.bahkan di pondok pesantrenku pun ada).suasana sekitar stasiun yang agak gelap,inilah yang membuatku tambah parno.kurogoh saku celanaku untuk mengambil ponselku.kuarahkan tombol navigasi ke menu mp3.berkali kali kupencet tombol play,mancik!!!tombol itu selalu kembali ke posisi pause.tak cuma dua tiga kali.aku pun panik.angin malam mendesir kencang.badanku makin tambah merinding.melewati tengah rel yang sunyi senyap dan berbatu,samar samar kulihat jauh di depan rel,ada sesosok berdiri di sana.penampakannya hitam seukuran manusia.ia berdiri dekat dengan bangunan yang sudah tak terpakai lagi.sedang aku pun tak berharap banyak mp3-ku bisa berputar lagi dan bisa mendendangkan Yaasin atau Al Baqoroh untuk mengusir makhluk begituan.
Aku memilih untuk uring uringan kepada sosok hitam itu dalam Bahasa Sunda,''Nuju naon teh sia di ditu? teu sieun acan aing teh ka sia.oo...jurig blegug.gelo sia!! Keheul pisan aing!!'' (ngapain kamu di situ?ga takut lah aku ma kamu.oo..setan goblok.gila kamu ah!!benci aku ma kamu!!).
Sosok itu tetap berdiri di sana tak bergeming.aku pun lari menyelamatkan diri.setelah jauh dari situ,tiba tiba aku memarahi diriku sendiri,''Lari aing siga ieu?naha geningan!''.

Lalu,baru kuingat.rel yang tadi kulewati,jika diteruskan perjalanan ke barat akan sampai pada sebuah buh tua (perlintasan kereta api yang bawahnya ada jalan rayanya).namanya Buh Sumurup.di situlah dulu ada sekelompok remaja pemabuk yang sering mangkal.salah satu dari mereka tertidur di antara rel.sehingga,saat rel melintas,habislah dia.
Mungkin,yang kulihat itu bukan remaja pemabuk yang terpenggal kepalanya itu.sebab dalam Islam,orang yang sudah mati tak ada ceritanya lagi iseng ngerjain orang yang masih hidup.tapi mereka akan sibuk mempertanggungjawabkan perbuatannya masing masing.yang kulihat itu mungkin makhluk berdimensi lain.atau memang saat itu aku sedang ngantuk? Wallahu a'lam bishshowab.

Missing Just Like A Thief


Merindukan seseorang itu ibarat kedatangan maling di malam hari.datangnya mengendap-endap dan tiba-tiba tak terduga,lalu berakhir dengan rasa kehilangan.

Minggu, 03 Oktober 2010

A Bridge Man


Satu hal yang selalu membuatku agak kepikiran sampai sekarang,mengapa orang orang desa pedalaman suka dengan gambar gedung perkotaan sedangkan orang orang kota suka dengan gambar khas suasana pedesaan?kalau orang desa gambar gedungnya ada di kalender,sedangkan orang kota gambarnya ada di lukisan berharga tinggi maupun di wallpaper yang ditempel di ruang tamu.
Pertanyaan ini mudah sebenarnya.dan tak perlu lagi dijawab sebab semua orang,bahkan anak kecilpun sanggup menjawabnya.

Meski aku belum bisa disebut sebagai orang kota,namun rasanya aku memang tidak cocok dengan gaya hidup perkotaan.mall,supermarket,distro,game centre,dan fasilitas lainnya,sepertinya tak bisa mendatangkan ketenangan hati sendiri.kalau punya uang,bisa saja cepat habis dibelanjakan di tempat tempat tersebut.masalahnya kalau tak punya uang lho.habis sudah mati kepengin.hahaha.

Hanya suasana pedesaan yang dapat mengobati hati yang gelisah dirundung duka (bahasanya duh...).dan di kota kecil Purworejo,sekaligus yang paling dekat rumahku hanyalah Sungai Bogowonto.tempat favoritku di sungai itu adalah bawah jembatan Buh Liwung.berdiam diri di bawah jembatan yang dibangun tahun 80-an ini ternyata membawa kesenangan tersendiri.kesenangan dengan caranya sendiri tentunya.
Mendengarkan deburan air sungai yang mengalir melewati pemecah arus buatan.memandangi para pemancing yang setia menunggu umpannya dimakan ikan.menikmati ketenangan air sungai yang diam diam menghanyutkan.dan yang tak kalah serunya,adalah menikmati suara kendaraan yang melintas di atas kita.yang terakhir ini memang terdengar aneh.meskipun rangka jembatan dikonstruksikan dari besi dan baja yang kokoh,tetap saja suara dan getarannya membuat siapun yang mendengarnya kaget.khawatir kalau kalau suatu saat jembatan tersebut tak kuat menahan beban dan runtuh mengenai siapapun yang ada di bawahnya.
Dengan getaran dahsyat dari truk atau angkotan kota yang melintas di atas jembatan,akhirnya aku masih dapat menikmati sisi desa dari kota kecil ini.pepohonan pisang dan bambu yang bergoyang ditiup angin,seolah olah mengiyakan jalan pemikiranku yang terlena di bawah sebuah jembatan.sendirian.

About Man Behind of The Gun

Malam Minggu,aku mencoba jalan jalan di kota berirama.menikmati suasana kota yang sudah lama tak aku rasakan setelah sekian lama berada di kota satria.belum jauh kakiku melangkah dari pintu rumah,aku sudah bisa menangkap sensasi malam hari di kotaku ini.dan bukan menjadi rahasia umum lagi.pemandangan di jalanan sudah sangat berbeda dengan keadaan di kala aku masih kecil.dulu,ketika aku diajak jalan jalan dengan ibuku (aku sangat dekat dengan ibuku,sampai sampai aku dipanggil anak mami oleh teman teman sekelasku sekaligus para guru),suasana di jalan raya masih belum terlalu ramai.anak anak masih akrab dengan para remaja.mereka nampak asyik dalam permainan yang mereka mainkan.sedangkan para orang tua,juga terlibat dialog yang intim dengan rekan sebaya mereka.sensasi keakraban sesama manusia masih terasa kental.terlebih,jalanan ramai oleh pejalan kaki dan pesepeda yang dari dulu selalu bermuara di alun alun.ada pula pengendara motor dan mobil.meskipun itu jumlahnya masih sangat jarang.
Sekarang,jaman memang sudah berubah.jangan harap bisa menyeberang jalan dengan mudahnya.semua itu harus menunggu sekian menit untuk menunggu jalanan tak terlalu ramai oleh sepeda motor dan mobil.di setiap pinggiran jalan,banyak orang tua dan anak anak serta remaja yang seolah olah akrab.terkesan janggal memang.secara ragawi,mereka memang saling duduk berdekatan dan kuyakin mereka saling berteman dan kenal dekat satu sama lain.namun secara batiniah,entahlah.mereka sibuk dengan ponsel mereka masing masing.nampaknya mereka khusyuk dengan kesibukan mereka sendiri.hampir tak ada kebisingan di antara mereka.kalaupun ada,mungkin mereka hanya bercakap seperlunya saja.tak seintim dan seakrab dulu.itulah dampak perkembangan teknologi terhadap pola interaksi komunikasi antarmanusia,kalau mereka mau tahu teorinya.
Itu belum seberapa.secara tak sengaja,aku menjumpai sepasang muda mudi bercanda di pinggir jalan raya yang ramai itu.tempat mereka mangkal memang agak gelap karena berada di bawah bayang bayang bangunan toko yang tinggi.sang laki laki memegangi tangan sang perempuan.si perempuannya juga rela dijamah sedemikian rupa sampai tertawa cekikan.parahnya,si perempuan memakai jilbab à la muslimatan pengajian. (lah,kalau gitu caranya,tanggalin aja jilbabnya.memperburuk citra Islam aja).
Anehnya,melihat fenomena itu,mungkin ada yang berkomentar,''Umat yang ngakunya Islam kok begitu.berjilbab lagi''.
Bagiku,tak heran jika ada yang berkomentar demikian.it's not about the gun,but about the man behind of the gun.bukan masalah senjatanya.tapi orang di belakang senjata itu yang jadi masalahnya.bukan masalah cewek berjilbab apalagi agama Islam itu sendiri.tapi cewek itulah yang jadi masalahnya.
Kalau masalah ini diurai,memang ini bukan urusan kita.namun,karena setiap orang berkewajiban membawa misi agama masing masing (dalam Nasrani disebut misionaris),setidaknya setiap orang memiliki kewajiban menjaga nama baik agamanya.atau lebih baik menanggalkan atribut keagamaannya daripada ia dinilai melecehkan agamanya.sebab pelecehan agama seperti itu akan mendatangkan siksa yang lebih berat jika sudah dihadapan-Nya.

''Katakanlah kepada laki laki yang beriman,agar mereka menjaga pandangannya dan menjaga kemaluannya,yang demikian itu lebih suci bagi mereka.sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (QS An Nuur 30)''.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Malaysia


Terilhami dari sebuah status Facebook yang hanya terdiri dari 3 kata sederhana: terima kasih Malaysia.dan status itu dengan cerdasnya dibuat oleh adik kelas 3 angkatan lebih muda dariku.andaikan ia hadir dan nampak nyata saat ia menyatakan status itu,aku tak akan segan segan lagi standing ovation di depannya.
Sementara itu,banyak sekali teman teman facebookku yang entah mereka berasal dari mana dan pastinya seumuran denganku,mengkoar-koarkan semangat perjuangan menjaga martabat bangsa yang (katanya) diinjak injak oleh negara jiran itu.bagiku,mereka tak lebih dari sekedar pahlawan kesiangan.perumpamaannya,negara sudah merdeka namun mereka masih sibuk mengasah bambu runcing untuk mengusir antek-antek penjajah.hah?ngapain gitu.
Dan hari ini,adalah hari batik nasional.aku tak akan mempromosikan keindahan dan keaslian batik Indonesia kepada seluruh dunia.sebab sudah ada duta wisata yang telah melaksanakan tugasnya (kalau kita yang mempromosiin,trus duta wisata itu gunanya apa?hehe...trus pasti ada yang protes: lah,kan kewajiban kita semua untuk melestarikan budaya bangsa.hadeuh,aku jawab saja: yang cerdas dikit napa?).aku juga tidak akan menjadi pahlawan kesiangan di saat batik telah diakui secara internasional bahwa ia merupakan salah satu warisan dunia milik Nusantara.aku hanya ingin mengucapkan 3 suku kata yang sering luput dari pemikiran orang banyak,yang tak dimaknai secara kontekstual dari peristiwa pengklaiman itu,yang gengsi diucapkan oleh bangsa bodoh dan tak kunjung terbuka mata hatinya macam kita,yang malu diutarakan karena kita ibarat kucing yang mengeong kalau belum diinjak ekornya.dan 3 kata itu enggan kita ucapkan karena kita sebenarnya malu untuk mengakui bahwa diri kita terlalu sombong dan tak mau menghargai apa yang kita miliki (taking for granted).sederhana saja.tiga kata itu ialah: mekase laa pakcik...
:)

Jumat, 01 Oktober 2010

Kamboja II


Aku teringat akan ucapan teman SD-ku.saat kami berkumpul di depan kelas setelah jam pelajaran usai,dia berkata,''Carilah bunga kamboja yang kelopaknya berjumlah 4.lalu selipkanlah bunga itu di buku Matematikamu.pasti kamu jadi pintar Matematika,Gus''.
Semenjak kejadian itu,aku jadi sangat antusias dengan pencarian bunga kamboja berkelopak empat di kuburan belakang rumahku.mencari dan mencari pekerjaanku sehabis pulang sekolah,seolah tak mengenal putus harapan.namun,pencarianku berujung pada kenihilan.tak kujumpai satu buah pun yang seperti disebutkan temanku itu.kemudian aku terpaksa mengambil kamboja berkelopak 5 seperti pada umumnya bunga itu dan menyelipkannya di antara halaman buku paket Matematika.sungguh,aku melakukannya waktu itu.kutunggu sekian lama sekaligus berharap ucapan temanku itu menjadi kenyataan.
Namun apa daya.sejak ritual aneh itu aku jalani,nilai Matematika tak ada kemajuan sedikitpun.bahkan nilai mata pelajaran itu waktu aku SMP dapat 5,hingga orang tuaku dipanggil wali kelas.kebetulan wali kelas itu guru Matematika yang tidak aku sukai.
Lambat laun,aku mengambil kesimpulan.bunga kamboja ya bunga kamboja.matematika ya matematika.pakai ilmu apapun,tak akan ada hubungannya antara kedua benda itu,terlebih ilmu mistik yang dulu sempat aku percayai.
Intinya,tak ada ilmu yang didapat dengan instan dan sekejap.Thomas Alva Edisson belum berhasil menciptakan lampu dalam hitungan puluhan kali uji coba.baru ke hitungan ratusan kali atau mendekati ribuan,ia berhasil menciptakan penemuannya.dan tentunya,itu semua memerlukan waktu yang tak singkat.
Pak Kyai Dawud,seorang kyai Pondok Pesantren Al Ma'unah,Purworejo.beliau mondok di pesantren selama 14 tahun sebelum akhirnya menjadi salah satu kiai besar di kota berirama ini.suatu ketika,beliau konon pernah mendapat pertanyaan dari wali santri,''Lha,menawi anake kulo dipun pondoaken tigang taun lamine,punopo sampun cekap pak kyai?'' (Lha,misal anak saya dipondokkan selama tiga tahun,apa itu cukup pak kyai?).Pak Dawud tersenyum simpul lalu menjawab dengan tenangnya.''Tigang taun niku taksih adaptasi Bu.taksih nyobi nyobi nopo kulo betah wonten pondok nopo boten.taksih ngenal lingkungan.ragi saha batosipun dereng mlebet sedanten wonten lingkungan enggal niku.istilahe taksih mbuka halaman pertama kitab''.
Dan orang tua itu pun hanya membalas pernyataan pak Dawud tersebut dengan senyum pula.

Kamis, 30 September 2010

Woow...Your Students Must Be Very Smart!



Jika kita lihat di berita, banyak yang memberitakan bahwa anak-anak Indonesia selalu berprestasi dalam Olimpiade pendidikan, seperti Olimpiade matematika, Olimpiade fisika dan sejenisnya. Hal ini menunjukan bahwa anak-anak indonesia tidak kalah kepintarannya dengan anak-anak lain di dunia.

Tapi timbul pertanyaan, mengapa perkembangan teknologi kita berjalan lambat? Banyak jawaban dari pertanyaan itu salah satunya adalah sistem pendidikan yang kurang baik, walaupun demikian kemajuansistem pendidikan kita berjalan cukup lancar, kemungkinan kebangkitan industri kita akan berlangsung 25-50 tahun yang akan datang.

Beda dengan Sekolah Finlandia, selalu mencapai peringkat tinggi dunia dalam pendidikan dunia, meski murid di negara Eropa tersebut menjalani jam belajar paling singkat di kalangan negara maju.

Tahun lalu, sebanyak 100 delegasi dan pemerintah asing berkunjung ke ibukota Finlandia, Helsinki, dengan harapan belajar dari rahasia keberhasilan sekolah di negara tersebut.

Pada tahun 2006, murid sekolah Finlandia mencatat prestasi rata-rata tertinggi di bidang sains danmembaca di jajaran negara maju.

Untuk ujian standard OECD, bagi siswa kelompok usia 15 tahun, PISA, mereka juga menempati peringkat kedua di matematika. Mereka berada di belakang siswa di Korea Selatan.

Finlandia menggunakan filsafat pendidikan yang menyatakan setiap orang memiliki sesuatu untuk disumbangkan dan mereka yang mengalami kesulitan di mata pelajaran tertentu semestinya tidak ditinggalkan.

Suatu taktik yang diterapkan dalam hampir setiap mata pelajar adalah pengerahan guru bantu yang ditugasi untuk membantu murid yang mengalami kesulitan di mata pelajaran tertentu. Meski demikian, siswa ditempatkan dalam ruang kelas yang sama, tanpa memandang kemampuan mereka dalam pelajaran tersebut.

Menteri Pendidikan Finlandia, Henna Virkkunen, bangga akan catatan prestasi negaranya, tapi sasaran berikut yang dia hendak capai adalah menyasar para murid paling cemerlang.

Menurut OECD, anak-anak Finlandia memiliki jam belajar paling pendek di jajaran negara maju. Ini mencerminkansisi penting lain bagi pendidikan Finlandia.

Persekolahan tingkat dasar dan menengah digabung, sehingga murid tidak perlu berganti sekolah pada usia 13. Dengan cara ini, mereka terhindar dari masa peralihan yang bisa menganggu dari satu sekolah ke sekolah lain.

Ibu guru Marjaana Arovaara-Heikkinen yakin mempertahankan murid yang sama selama beberapa tahun juga mempermudah tugasnya.

“Saya seperti tumbuh dengan anak-anak saya sendiri. Saya melihat masalah yang mereka hadapi ketika mereka kecil. Dan, kini setelah lima tahun, saya masih melihat dan memahami perkembangan yang terjadi dalam masa muda mereka, langkah terbaik yang mereka bisa lakukan. Saya katakan kepada mereka saya seperti ibu sekolah mereka”, tuturnya.

Anak-anak di Finlandia baru mulai menjalani sekolah utama pada usia tujuh tahun. Gagasan bahwa sebelum itu mereka belajar paling efektif ketika bermain dan menjelang mereka akhirnya bersekolah mereka juga bersemangat untuk mulai belajar.

Jasa Orang Tua
Para orang tua Finlandia jelas memiliki andil atas prestasi sekolah yang mengesankan. Ada budaya membaca di kalangan anak-anak di rumah dan keluarga harus mengadakan kontak berkala dengan guru anak mereka.

Mengajar adalah karir prestisius di Finlandia. Guru sangat dihargai dan standar pengajaran tinggi.

Keberhasilan sistem pendidikan di Finlandia tampaknya juga ditunjang budaya. Anak-anak belajar dalam suasana yang santai dan informal.

Finlandia mencatat arus imigrasi kecil. Jadi, ketika murid mulai belajar di sekolah, sebagian besar adalah penutur asli bahasa Finlandia dan ini menyisihkan hambatan yang sering dihadapi oleh masyarakat lain.

Keberhasilan sistem ini ditopang gagasan bahwa less can be more atau sedikit bisa jadi lebih banyak. Ada penekanan untuk menjadikan sekolah yang santai dan bebas dari resep-resep politik. Kombinasi, menurut keyakinan orang Finlandia, berarti bahwa tidak ada anak yang tertinggal.

Wah, menurut ane merupakan artikel yang bagus....semoga negara kita bisa lebih baik lagi dalam bidang pendidikan...dan saya setuju mengenai pernyataan bahwa "Ada penekanan untuk menjadikan sekolah yang santai dan bebas dari resep-resep politik
"...ya itu lah pendapat dari saya..."


Sekarang,aku ingin bercerita tentang guruku yang pernah mengikuti konferensi guru internasional di Helsinki,Finlandia.Nama beliau Nikmah Nurbaity.beliau sempat ditanyai mengenai perkembangan pendidikan di Indonesia.dia menjawab dari segi peraturan dan lama belajar sekolah Indonesia.''Kami (sekolah sekolah Indonesia) biasa masuk jam 7 pagi.sebagian sekolah ada yang masuk jam 06.30.sedangkan waktu selesai KBM jam 2,bahkan sebagian sekolah ada sampai jam 4 sore.''
Para guru dari daratan Eropa itu terkejut bukan main.mereka terpana mendengar pernyataan kalau waktu belajar di Indonesia yang sangat lama.kemudian,mereka nyeletuk.''Woow...murid murid anda tentu sangat pintar''.
Bu Nikmah hanya tersenyum simpul waktu itu.

Rabu, 29 September 2010

01062006,When I Was Stupid


Lembaran lembaran itu terkesan lusuh karena sering dibuka.dibolak balik beberapa kali untuk mencari memori memori indah yang tersimpan di dalamnya.halamannya pun penuh dengan tulisan latin.aku jadi teringat,tahun ketigaku di SMP aku pernah mengikrarkan diri untuk terus menulis latin dan menggunakan gaya tulisan itu di setiap hal tulis menulis apapun itu.dan seluruh buku harianku penuh dengan tulisan itu.ada sebagian temanku yang mengagumi dan ada pula yang memprotes.kata mereka yang memprotes,membuka buku catatanku ibarat melihat cacing kepanasan yang sedang antri sembako (kurasa mereka belum dapat menemukan perumpamaan yang lebih buruk dari itu...hahaha).bahkan,dosen Inggrisku mengkritik tulisanku 'illegible' alias sulit dibaca.namun,apapun pendapat mereka,jenis tulisan ini bermakna tetap dalam bagiku =)
Aku menulis tentangnya sekitar 4 tahun yang lalu.menulisnya dengan semangat anak muda yang sedang bermain main api cinta.
01062006.waktu itu,aku sedang terobsesi dengan seseorang.dengan obsesiku itu,aku rela menghabiskan waktu berjam jam untuk menulis tentang dirinya.menulis kegiatan harian,cerpen,puisi (dan kemudian kujual benda benda itu ke majalah sekolah.tentu saja dapat honor lumayan).tak cukup satu,dua buku.yang pastinya lebih dari tujuh buku.dalam buku yang semuanya bergenre cinta gila gilaan itu,aku bercerita banyak tentang seseorang yang membuat hari hariku semakin tak waras saja.kadang kadang ketawa sendiri dalam sepi,termenung dalam pikiran yang menggantung,ngalamun,dan hal hal tak jelas lainnya.
Waktu itu,aku dan Mas Eman sedang menebang rumpun bambu yang dirasa sudah mulai mengganggu pengguna jalan.tiba tiba dari arah timur,ada seseorang yang berjalan sendirian.cara berjalan dan wajahnya nampak canggung,mungkin karena ada aku di pinggir jalan dengan saudaraku itu.begitu pula aku.akan tetapi,aku rasa saat inilah waktu yang tepat.kalau bukan sekarang,kapan lagi?
Aku menegurnya.berbasa basi dia kelas berapa sekarang (padahal aku sudah mengetahuinya) sekaligus (sok) bertanya dia akan melanjutkan di sekolah mana.2 pertanyaanku tadi hanya dijawab sederhana olehnya.''Tigo'' dan senyuman simpul.nampak jelas raut mukanya memendam malu luar biasa melihatku mengajaknya bicara.mukanya memerah dan tampak jelas karena wajahnya sangat putih.
Dia pikir,hanya dia yang salah tingkah?meskipun ia telah berlalu dari hadapanku,gemuruh hatiku tak mau berhenti juga.aku sudah menunggu 8 bulan lebih untuk bisa bercakap cakap dengan lawan jenis yang aku cintai seperti tadi.sekali bercakap,aku pasti salah tingkah.hahaha...itulah aku.yang jelas,berhadapan dengan perempuan yang kucintai jauh lebih menakutkan dibanding guru perempuan matematika SMP-ku.
Hingga kini,aku masih heran dengan diriku sendiri.ternyata 4 tahun yang lalu,aku masih nampak seperti cowok culun yang amat sangat teramat takut bicara dengan seseorang yang amat sangat teramat kucintai.benar benar bodoh!

Selasa, 28 September 2010

The S__t You Hear About Me

Gila! Sableng! Tak waras! Edan! Kenthir! Owah! Sudo! Miring! Krezy!

Aku kemarin ikut gabung grup facebook.sebuah grup yang kukenal karena teman luar negeriku juga bergabung dalam grub tersebut sehingga notifnya muncul di home-ku.namanya rada aneh,''The shit you hear about me might be true.but then again it'll be as fake as bitch who told you''.
Jujur saja.aku langsung ngakak baca judulnya saja.judul itu kurang lebih berarti ''omong kosong yang kau dengar tentang aku mungkin saja benar.tapi kemudian kamu akan tahu bahwa itu palsu/ ga bener,sepalsu wanita jalang yang mengatakannya kepadamu''.
Dipantau dari judulnya saja,grup itu memang tak mendidik sama sekali.apalagi dari judulnya saja,kentara sekali aksen Amerikanya yang hobi berkata kasar.bagaimana tidak?secara tekstual,shit berarti kotoran.sedangkan bitch dalam bahasa kita sering disebut WTS atau pelacur.uju buneee...
Sangat parah memang kedengarannya.namun,jangan dikira grup itu ga bermanfaat lo.hah??
Separah parahnya grup ini,tentu saja masih ada sisi positifnya jika kita pandai pandai mencari tau.
Grup ini mengajarkan kepada kita agar kita tak terlalu mengambil pusing terhadap perkataan orang lain yang menjelek jelekkan kita.kalau kita tidak jelek dan salah,ngapain kita ikut ikutan stres?
Bukankah hidup ini terlampau singkat dan indah jika hanya untuk dihabiskan buat memikirkan 'bitch' yang selalu membuat kerusuhan ga penting dalam hidup kita?
Akhirnya,aku menemukan wiseword bagus untuk mengimbangi parahnya judul itu.
''terserah mereka mau berkata apa.yang penting,aku sudah menjalani hidupku dengan benar''.